Selasa, 21 September 2010

Asal Usul Sekitar Daerah Majalengka

12. ASAL USUL DESA BABAJURANG

Pada waktu itu negara Indonesia ini masih dalam bentuk kerajaan. Disamping kerajaan besar yang berada di Indonesia ada 2 buah kerajaan kecil yaitu kerajaan singakarta dan nagakarta. Kedua kerajaan itu saling bermusuhan. Kerajaan nagakarta adalah sebuah kerajaan yang paling tentram karena pemimpinnya adalah Raja Darta. Raja darta adalah seorang raja ynag paling arif bijaksana.

Raja darta adalah seorang pemimpin yang jujur dan adil kepada masyarakatnya. Sedangkan Raja Purwa ialah seorang Raja dari Kerajaan Singakarta ialah raja yang sombong dan raja yang selalu ingin berkuasa di kawasan mana saja.dan yang paling penting kerajaan tersebut menginginkan kekuasaan yang diduduki oleh raja Darta. Kerjaan Nagakarta memeliki sebuah batu berlian yang sangat bersar yang dapat memerintah dimana saja. Oleh karena itu kerajaan singakarta menginginkan batu berlian tersebut untuk berkuasa.

Pasukan singakarta pun menyerang Kerajan Nagakarta sehingga terjadi sebuah pertempuran antara kerajaan nagakarta dan kerajaan singakarta. Ditengah pertempuran Raja Nagakarta berbisik pada kedua orang prajuritnya untuk memebawa kabur batu berlian itu sejauh mungkin. Karena Raja Darta tidak mau batu berlian itu sampai jatuh ketangan Raja Purwa. Kedua orang suruhan Raja Darta membawa pergi batu berlian tersebut. Pertempuran akahirnya selesai kerajaan Nagakarta mengalami kekalahan karena pasukan Kerajaan Singakarta sangat banyak sehingga peretmpuran tersebut dimenangkan oleh Kerajaan Sinagakarta.

Setelah pertempuran reda pasukan singakarta mulai masuk kedalam istana dan mulai memerikasa dan mencari batu berlian tersebut, ternyata batu berlian tersebut tidak ada di Istana . mendengar bahwa batu berlian tersebut sidah tidak ditemukan diIstana Raja Purwa marah karena tidak dapat membawa batu berlian itu ke wilayah Kerajaan Singakarta.

Kerajaan Nagakarta di hancurkan. Setelah dihancurkan Raja Purwa memerintahkan pasukannya utuk mencari utusan yang memebawa batu berlian tersebut.setelah pencarina tersebut pasukan Singakarta Tidak dapat menemukan utusan yang memebawa batu berlian tersebut. Pasukan tersebut kehilangan jejak.

Setelah berlari terlalu jauh utusan tersebut berhenti sejenak untuk melepaskan lelah. Tak terasa kedua utusan tersebut beristirahat di sebuah hutan dan dipinggirnya terdapat sebuah tebing (jurang) yang sangat curam. Setelah beberapa hari mereka berada didalam hutan, mereka berpikir untuk apa kita hidup kalau selalu dikejar-kejar oleh pasukan dari Krajaan Singakarta. Satu dari utusan tersebut berbicara “bagaimana kalau kita terjun saja kejurang ini?” tapi kalau terjun kebawah jurang bagaimana dengan amanat dari Raja Darta mengutus kita untuk menjaga batu berlian ini.kedua utusan tersebut berpikir sejenak.

Akhirnya satu dari utusan tersebut berbicara “bagaimana jika batu berlian ini kita bagikan kepada orang – orang yang kurang mampu”. Utusan yang satunya menjwab “bagaimana dengan amanat yang diberikan kapada kita.” Begini saja kakang kita tulis saja amanat didalam kotak berlian ini.bagai mana kakang setuju tidak?”. Setelah batu berlian tersebut di masukan kedalam kotak yang sudah terdapat pesan maka mereka terjun kejurang tersebut pikirnya mereka dari pada tertangkap dan dibunuh oleh pasukan dari Kerajaan Singakarta lebih baik mereka mati dari pada mereka harus mati.

Akhirnya kedua utusan tersebut terjun kedalam jurang tersebut. Setelah utusan tersebut terjun kedalam jurang ada 2 orang anak yang sedang mengembala kambing dan kedua anak tersebut sambil membawa seekor anjing. Seekor anjing menggonggong seakan ingin memeberitahukan bahwa ada mayat yang terjatuh dari jurang tersebut. Kedua anak tersebut langsung menghampiri suara gonggongan anjing tersebut.

Ternyata ada 2 buah mayat yang terdampar dengan sebuah kotak yang sangat besar. Anak tersebut langsung lari untuk memberi tahu orang tuanya, bahwa mereka menemukan 2 oarang mereka bahwa ada babah di jurang maksud anak tersebut adalah mayat yang terdampar di jurang. Orang tua anak tersebut langsung pergi menuju jurang. Setibanya mereka disana orang tua dan kedua anak tersebut langsung memekamkan kedua mayat tersebut tepat dimana merekan menemukan mayat tersebut. Setelah mereka memakamkan mayat tersebut mereka langsung membuka kotak yang isinya belum merekan ketahui. Setelah orang tua tersebut membuka kotak tersebut mereka kaget ternya ta sebuah batu berlian yang sangat bersar dan selembar surat yang berisi sebuah pesan yang isinya “ pergunakanlah batu berlian ini sebaik mungkin”.

Setelah beberapa tahun kemudian terdapat kawasan yang cukup luas dan sangat strategis untuk dijadikan sebuah pedesaan. Akhirnya kawasan tersebut dibuat sebuah Desa yang makmur dan sederhana walaupun penduduk desa tersebut sedikit tetapi mereka tidak kekurangan untuk menghidupi kehidupan. Desa tersebut di beri nama Desa Babajurang.

Seiring berkembangnya waktu Desa Babajurang tersebut mengalami perubahan dalam sistem pemerintahan yang tadinya dari sistem kerajaan berubah menjadi sistem demokrasi, pada waktu itu diadakan pemelihan Kepala Desa atau Kuwu. Pada waktu itu Kuwu yang pertama kali menjabat adalah Bapak Kuwu Ubred terus dan sampai sekarang terdapat 15 kuwu atau kepala desa yang menjabat di Desa Babajurang diantaranya

13. ASAL-USUL LAHIRNA NAMA KELURAHAN

Pada retengahan abad XV1 Masehi,wilayah semedang Larang tatar-wetan,rakyatnya masih mengnit agama hindu dan disitu pulalah adanya Padepokan agama Hindu yang besar dan banyak pula penganutnya.Adapun padepokan tersebut di pimpin oleh 3 orang tokoh hindu yang semuanya wanita yaitu:Mbok Nyi Rambutkasih alias Ambetkasih dan di bantu oleh Mbok Nyi Ramogede dan Mbok Nyi Rundaikasih.Mbok Nyi Rundaikasih alias Ambet kasih adalah putri dari prabu cakraningrat (Raja dari kerajaan Galuh),karena merasa ketakutan ayahnya terkalahkan oleh seorang ratu (Ratu Gandasari dari pangorangan)maka Mbok Nyi Rambut kasih alias Ambet kasih dan kawan-kawan melarikan diri ke arah barat yang kemudian mendirikan sebuah padepokan.Adapun di bangunnya padepokan serta tempat kediaman masing-masing adalah sebagai berikut :
- Pedepokan dan tempat kediaman Mbok Nyi Rambutkasih alias Ambetkasih oleh pemerintah Hindia Belanda di bangun menjadi Gedung Pemerintah Ragenschap.
- Kediaman Mbok Nyi Ramogede sekarang menjadi alun-alun.
- Kediaman Mbok Nyi Rundaikasih di bangun Kantor Asisten Residen (sekarang Gedung Juang).

Keadaan pedepokan Hindu di wilayah ini telah diketahui oleh Raja Demak,maka segera Raja Demak menyiapkan/memilihpara utusan untuk mengemban tugas suci dalam penyebaran/peng- islaman rakyat di wilayah tersebut.Adapun yang dipilih seorang Pengawal Tinggi Negara/ Ulama besar (Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin bin Adipati Kartanegara alias Bagus Soleh Kartanegara).Dalam perjalanan menuju semedanglarang,para utusan di haruskan singgah/laporan terlebih dahulu ke Kesultanan Cirebon.Dalam pemberangkatn beliau didampingi oleh 2(dua) orang istrinya (Mbok Nyi Radenmas Ambimuniawati alias Kembangsekar Nagasakti,Mbok Nyi Mas Rumayasakti alias Rambaigelung),Senapati Gugur Alam dan Jagawaktu Mangku Alam.Setibanya di wilayah Cirebon,maka para utusan dari Kerajaan Demak,singgah/laporan ke Kesultanan Cirebon.Sultan Cirebon kesinggahan utusan dari Kerajaan Demak serta laporannya sangat senang sekali hatinya dan pada waktu itu juga beliau segera menunjuk Pangeran Muhamad untuk menyertai bersama-sama berangkat menuju Sumedanglarang dimana tempat padepokan agama hindu itu beradadan dan pemberangkatan tersebut Pangeran Muhamad pun ndidampingi oleh istrinya (Ratu Siti Armilah alias Mbok Ratu Gedeng Badori).Dlam perjalanan menuju Sumedanglarang tatarwetan dimana padepokan hindu berada,langsung dapat dijumpainya dan kebetulan sekali ketiga orang tokoh hindu yang dicari ada dalam padepokan.Maka kedua utusan dari Kerajaan Demak dan Cirebon langsung memaparkan tugas tujuannya serta menjelaskan ajaran-ajaran isi dari pada agama terakhir (agama islam/serta disebutkan bahwa semua manusia bakal mati dan kelak akan dibangunkan/dihidupkan kembali).

Ketiga tokoh hindu mendengar perkataan yang terakhir ini sangat tidak mempercayai-nya dan ia langsung menyerahkan seluruh umatnya,seraya berkata : “Silahkan umat kami semuanya masuk agama islam,hanya kami bertiga tetap menganut agama hindu dan kami tidak percaya bahwa manusia yang sudah mati kelak akan hidup kembali,kami ingin hidup untuk selamanya”,yang akhirnya ketig tokoh hindu tersebut menghilang (Ngahiang).

Setelah menyerahkan umatnya dan ngahiangnya Mbok Nyi Rambutkasih alias Ambetkasih dan kawan-kawan,maka kedua utusan dari Karajaan Demakdan Cirebon masing-masing mencari tempat untuk tempat kediamannya masing-masing :
1. Pangeran Muhamad memilih di sebelah Utara Kali Citangkurak dan setelah menbangun tempat kediaman langsung meninggalkan istrinya melaksanakan tetapa di sebelah Utara Gunung Balukbuk sehingga wafatnya dan dimakamkan di tempat itu pula yang makamnya disebut “MARGATAPA”.
2. Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin memilih tempat di komplek jatilawang sebelah Utara Kali Cijurei (sekarang disebu8t kampung pasantren).Beliau dan kawan-kawan dengan di bantu rakyat setempat sibuk membangun tempat kediaman serta Padepokan/Pesantren yang sangat besar.Keadaan pesantren yang dipimpinnya sangat ramai,makin hari bertambah para santrinya ,karena semua umat hindu yang diserahkan Mbok Nyi Rambutkasih alias Ambetkasih kepada para utusan,kesemuanya pindah dari agama hindu menjadi umat agama islam.
Sedang sibuk-sibuknya utusan dari Kerajaan Demak melaksanakan tugas yang suci ini,datanglah utusan dari Kerajaan Mataram yang diutus untuk mengirimkan surat-surat itu adalahsurat undangan untuk memohon kehadirannya Adipati Ariningrat alias Syekh Salamodin dalam pernikahan purti Kerajaan Mataram.

Pada hari dan tanggal yang telah ditentukan Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin karena dengan adanya kesibukan tugas suci ini tidak dapat menghadirinya sedangkan pada waktu pelaksanaan pernikahan di Kerajaan Mataram ada suatu kejadian yang sangat besar (putri Mataram ) yang akan diistrikan/ditikahi,tidak ada/menghilang,dicari kesana-kesini tidak diketemukan dan terakhir diperiksa di buku absen para tamu undangan dan ternyata yang tidak hadir itu adalah Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin,maka anggapannya bahwa yang menculik putri itu adalah Adipati Ariningrat alias Syekh Salamodin dari Semedanglarang Tatarwetan.
Maka dengan adanya kenyataan itu,Raja Mataram segera mengirimkan utusan untuk mengambil Putri Mataram yang anggapannya diculik oleh Adipati Ariningrat alias Syekh Salamodin.Setibanya di tempat kediamannya,maka utusan menghaturkannya sebuah amplop surat kepadanya.Setelah membaca surat Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin hanya tertawa sambil berkata yang ditujukan kepada para utusan dari Kerajaan Mataram.”Saudara para utusan sekalian!Pada waktu pelaksanaan pernikahan Patri Mataram,karena saya sedang mengemban tugas dari Kerajaan Demak,saya tidak dapat menghadirinya dan keadaan Putri memang ada di daerah sini,namun walaupunkekuatan saudar ratusan jiwa tidak akan kuat melawannya,yang menculik adalah Siluman “Buaya Putih”adanya di pelbuhan leuwiseeng,sekarang begini saja?Dari pada saudara-saudara melawan Buaya Putih tentu tidak akan tersisa/pulang nama,kembali kenegara tentu jadikan gantinya,sekarang sudah saja bebetah/mukim disini”.Akhirnya para utusan dari Kerajaan Mataram semuanya mengikuti ajakan Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin,semuanya mengikuti bermukim bersama.

Hari ini Ayahanda Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin (Adipati Kartanegara alias Bagus Soleh Kaertanegara bin Syekh Maslullah Alias Bagus Prawoto Kartaningrat)bahwa putranya yang ditugas sucikan ke wilayah Sumedang Larang telah banyak pengikut-pengikutnya dari Kerajaan Mataram,maka beliau mengajak istrinya,putra-putranya serta para sahabat dan ponakawannya untuk bersama-sama mengikutinya.Adapun rombongan dari Ayahanda Kerajaan Demak yaitu :
1. Adipati Kaktanegara alias Bagus Soleh Kaertanegara (ayah)
2. Mbok Nyi Mas Ayu Rndaningsih (ibu)
3. Syekh Pamaku alah alias Syekh Magribi (sahabat)
4. Patih Geger Alam
5. Rd. Taufanudin
6. Rd. Puseurjagat alias Rd. Sukmadiwijaya
7. TumenggungTanumangrat (Putra Kedua)
8. Rd. Angga Tunggal Pati alias Giri-Papat (Putra Keempat)

Dengan adanya tambahan jiwa dari Kerajaan Demak,keadaan pesantren makin ramai,para santri makin banyak,pengajarnyapun makin bertambah,karena demikian ruangan belajar pun di perluas.Pada suatu saat akhir abad XV1 Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin mengadakan musyawarah,dalam musyawarah ini semua orang tua,ayah bunda,saudara, ponakawan dan para sahabat,begitu pula pedatang dari Kerajaan Mataram di haruskan hadir,dan isi-isi dalam musyswarah tersebut adalah :
1. Menetapkan nama sebuah Pedukuhan
2. Memilih/menetapkan siapa yang pantas diangkat menjadi kepala Pedukuhan.

Dalam musyawarah tersebut dan mengingat yang kumpul dalam musyawarah kesemuanya orang-orang dari jawa (Demak dan Mataram),maka semuanya yang hadir setuju pedukuhan itu diberi nama “BABAKAN JAWA” serta yang di angkat memangku jabatan sebagai kepala pedukuhan pertama (Adiapti Arianingrat alias Syekh Salamodin).Adapun luas dan batas-batasnya wilayah pedukuhan Babakan jawa adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kali Cideres
- Sebelah Selatan : Kali Cilutung
- Sebelah Timur : Kali Cideres,Cicurug,Sindangkasih,Cibodas.
- Sebelah Brat : Kali Cilutung,Sidamukti,Munjul,Jatipamor,dan Cijati.

Maka pada akhir abad XV1 Masehi di wilayah Sumedang Larang TatarWetan,telah lahir sebuah sebuah pedukuhan yang diberi nama :
BABAKAN JAWA
Yang sekarang telah berubah status menjadi Kelurahan Babakan jawa,Kecamatan dan Kabupaten Majalengka.
Demikian sejarah singkat Adipati Arianingrat alias Syekh Salamodin alias Babus Soleh Kartanegara disusun dan ditulis berdasarkan komunikasi dengan leluhur Babakan jawa yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Sabilulungan dalam bahasa sunda artinya gotong royong. Makna sabilulungan yaitu seiya sekata, seayun, selangkah, sepengertian, sepamahama...