Rabu, 24 September 2008

MENGURANGI ANGGARAN TI

MENGURANGI ANGGARAN TI

Tidak ada yang suka diberi anggaran sedikit, tapi pada sebagian besar organisasi semua bagian anggarannya dikurangi—dan itu termasuk TI. Gunung Sarjono

PERTANYAANNYA adalah bukan mengurangi anggaran, tapi bagaimana melakukannya supaya tidak mempersulit organisasi dan karyawan. Kita lihat beberapa cara yang untuk menghemat dengan melakukan perubahan kecil (dan tidak begitu kecil).

Tunda Upgrade yang Tidak Perlu

Jika bagian TI Anda mempunyai kebiasaan meng-upgrade ke operating system versi terbaru segera setelah diluncurkan (atau segera setelah service pack dirilis, atau jangka waktu lainnya), pertimbangkan lagi hal tersebut. Apakah Anda benar-benar perlu fitur yang ditawarkan oleh OS yang baru? Apakah fitur tersebut benar-benar meningkatkan produktivitas, menyelesaikan masalah pada software eksisting, atau menghemat uang Anda? Jika tidak, mungkin tidak masalah menunda upgradesetahun lagi atau lebih.

Ingat bahwa meng-upgrade operating system tidak hanya membutuhkan uang untuk membeli lisensinya, tapi juga Anda harus mengeluarkan uang buat meng-upgrade hardware untuk mendukung OS yang baru. Dan ada biaya tidak langsung, seperti biaya administratif selama proses upgrade dan pelatihan user.

Ini juga berlaku buat aplikasi produktivitas, seperti Office. Apakah Anda diuntungkan oleh fitur yang baru atau Anda biasa melakukan upgrade setiap kali versi baru diluncurkan? Banyak perusahaan menghemat uang dengan meng-upgrade ke rilis baru tertentu saja. Tentu saja, meng-upgrade itu baik, tapi lakukan dulu analisis biaya-manfaat.

Jangan Beli Jajaran Model Paling Tinggi

Suka atau tidak, hardware pada akhirnya rusak atau ketinggalan zaman. Pada waktu tiba saatnya untuk membeli komputer baru baik itu server atau desktop—Anda bisa menghemat banyak uang dengan tidak membeli jajaran model paling tinggi. Pada waktu membeli processor tercepat di pasaran misalnya, Anda mengeluarkan banyak uang. Processor yang satu tingkat di bawah mungkin jauh lebih murah.

Dan satu hal yang pasti pada industri TI adalah jajaran model paling tinggi tidak akan lama berada di atas. Dalam beberapa bulan, model lebih cepat akan keluar dan harga perangkat mahal tersebut akan jatuh seperti batu.Tentu saja, Anda juga tidak ingin berhemat dengan membeli sistem lama yang lambat. Yang paling ekonomis biasanya satu atau dua tingkat di bawah jajaran model paling tinggi.

Gabungkan Server

Virtualisasi server sudah menjadi tren dan ada alasan yang bagus: menggabungkan beberapa fisik server menjadi satu (atau lebih sedikit) mesin dengan menggunakan teknologi virtualisasi, seperti Microsoft Virtual Server, VMWare ESX Server, atau Windows Server 2008 Hyper-V, bisa menghemat pengeluaran untuk biaya hardware, biaya listrik dan pendingin, dan beban administratif.

Dedicated server sering kali tidak digunakan secara maksimal, tapi menggabungkan aplikasi/fungsi server pada komputer yang sama bisa jadi mimpi buruk administratif dan sekuriti. Dengan virtualisasi, setiap fungsi server bekerja pada komputer logikal (virtual) terpisah dan muncul di jaringan dengan nama sendiri, alamat IP sendiri, dan sebagainya, tapi komputer logikal ini berjalan pada hardware yang sama. Penggabungan server juga mengurangi besar ruangan server yang Anda butuhkan, sehingga Anda menghemat uang dalam menyewa ruang kantor.

Virtualisasi Aplikasi

Penggabungan server bukan satu-satunya penggunaan teknologi virtualisasi. Virtualisasi aplikasi dengan teknologi seperti Microsoft SoftGrid bisa menghemat uang Anda dengan mengurangi biaya administratif dalam menginstalasi, memelihara, dan troubleshooting aplikasi. Karena virtualisasi aplikasi diinstalasi pada server bukannya client, administrator tidakharus beberapa kali menginstalasi program pada komputer yang berbeda.

Virtualisasi aplikasi juga melindungi OS dan aplikasi lain dari software dengan bug, mengurangi, atau menghilangkan downtime. Dan karena virtualisasi aplikasi menggunakan resource yang lebih sedikit dibanding komputer virtual, Anda bisa menggunakan hardware yang tidak begitu mahal.

Gunakan Thin Client

Thin client merupakan cara lainnya untuk mengurangi biaya hardware dan memungkinkan Anda untuk memberikan desktop modern kepada user dengan menggunakan komputer client lama. Windows Terminal Service pada Windows Server 2003 dan Windows Server 2008 bisa dikonfi gurasi supaya user bisa mengakses desktop Windows atau memilih aplikasi pada terminal server melalui LAN atau Internet.

Seperti halnya virtualisasi aplikasi, administrasi, pemeliharaan, dan troubleshooting aplikasi dilakukan secara tersentral, sehingga menghemat pengeluaran administratif. Program bisa diinstalasi dan di-update lebih cepat , dan lebih sedikit bandwidth jaringan yang digunakan untuk aplikasi remote access. Ada banyak metode thin client, seperti teknologi baru bernama “zero client” dari Pano Logic.

Selektif dalam Menginstalasi Software Open Source

Software open source sering kali tersedia gratis, tapi banyak yang tidak memberikan garansi, program pelatihan formal, atau technical support. Update bisa ada atau bisa tidak. Beberapa organisasi kembali ke software komersial setelah menginstalasi operating system dan aplikasi open source, karena masalah ini. Kerugian lain dari beberapa produk open source terhadap bisnis adalah kurangnya integrasi dengan software komersial yang mungkin digunakan oleh bagian lain, rekanan, pelanggan, dan sebagainya. Biasanya program open source cenderung butuh keahlian teknis lebih, meskipun beberapa software telah lebih user-friendly.

Anda bisa menggunakan open source pada organisasi jika diinstalasi secara hati-hati dan selektif. Server open source (Linux/Unix-based) cocok untuk dedicated server tertentu jika Anda punya bagian TI yang mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam OS tersebut. Operating system open source pada desktop bisa saja digunakan untuk user yang punya keahlian teknis lebih.

Aplikasi open source seperti OpenOffice yang menawarkan kompatibilitas dengan format file aplikasi komersial mungkin cocok untuk beberapa user, terutama mereka yang hanya sekali-sekali membuat dokumen dan tidak perlu fitur canggih dari program komersial seperti Word. Penilaian di mana software open source bisa diinstalasi dan pengetahuan yang memadai bisa membantu Anda dalam mengintegrasikannya ke jaringan sehingga bisa menghemat uang Anda.

Kurangi Frekuensi Rapat

Rapat memakan banyak waktu yang lebih baik dihabiskan untuk pekerjaan yang lebih produktif. Ini terjadi di semua organisasi, tanpa kecuali bagian TI. Anda bisa mengurangi waktu rapat dengan merencanakan secara saksama, membuat agenda dan tetap pada topik, serta diikuti oleh orang-orang yang benar-benar perlu hadir.

Pada banyak kasus, tujuan rapat bisa dicapai jauh lebih efisien melalui e-mail atau telephone conference. Rapat di lokasi yang jauh mempunyai beban lebih besar dalam waktu perjalanan dan pengeluaran. Jika harus melakukan komunikasi tatap muka, Anda bisa menggunakan video conference untuk menghemat waktu dan uang.

Cari Altenatif Pelatihan Baru

Pelatihan sering kali menjadi salah satu sasaran pertama ketika anggaran dikurangi, tapi menghilangkan semua pelatihan bisa menyebabkan pengeluaran perusahaan yang lebih besar pada jangka panjang. Karyawan TI perlu mengikuti perkembangan teknologi yang mereka pasang dan kelola; kesalahan bisa menyebabkan downtime yang mahal atau bahkan hilangnya data penting.

Pada waktu mengurangi pelatihan, tetap lakukan perencanaan untuk memelihara dan meng-update pengetahuan dan keahlian bagian TI. Ada beberapa cara untuk menghemat uang dalam pelatihan. Daripada menghadiri konferensi offsite yang mahal karena harus melakukan perjalanan, Anda bisa melakukan pelatihan onsite atau menggunakan pelatihan berbasis komputer dan program otodidak. untuk mencapai hal yang sama.

Dukung bagian IT untuk tetap belajar. Jika perusahaan tidak lagi bisa membayar semua pengeluaran untuk sertifi kasi karyawan misalnya, Anda masih bisa menutupi sebagian pengeluaran tersebut (seperti biaya ujian) dan/atau menawarkan insentif finansial atau yang lain—kepada karyawan yang bisa menyelesaikan pelatihan sendiri.

Ganti Link WAN Dedicated dengan VPN Lokasi ke Lokasi

Jika bisnis Anda mempunyai beberapa cabang dan Anda menggunakan dedicated leased line untuk menghubungkan mereka, mungkin kini saatnya untuk menghilangkan mahalnya link dedicated dan menggantinya dengan koneksi VPN lokasi ke lokasi. Dengan melakukan ini, perusahaan bisa menghemat biaya bulanan puluhan jutaan rupiah.

Outsource Beberapa Pekerjaan

Outsourcing merupakan isu yang sensitif. Banyak orang, mendengarnya saja, langsung berpikir pengurangan karyawan dan pekerjaan diberikan ke tangan pihak lain. Namun, outsourcing yang bijak bisa lebih memberdayakan karyawan yang ada sehingga operasional TI bisa berjalan lebih efisien dan efektif, tanpa memberikan data Anda ke orang yang mungkin ada di ujung bumi.

Sebagai contoh, dengan berkembangnya bisnis dan Anda perlu tambahan server untuk ekspansi, akan lebih murah dan mudah menggunakan layanan hosting untuk web server atau e-mail, daripada membeli hardware tambahan dan mempekerjakan karyawan baru. Sama seperti tindakan penghematan anggaran lainnya, ini bukanlah solusi yang bisa diberlakukan ke semua bidang dan Anda pertama harus mengetahui kebutuhan, membandingkan harga, dan melakukan analisis biaya manfaat untuk mengetahui apakah outsourcing merupakan pilihan yang paling ekonomis, baik untuk jangka pendek dan jangka panjang.

PENYEBABNYA TERLAMPAUINYA ANGGARAN DAN BAGAIMANA SUPAYA SESUAI TARGET

Baru saja pertengahan tahun, tapi sudah melampaui anggaran. Karena sejumlah alasan manajer TI sering kali melampaui anggaran mereka, tapi kenyataannya tidaklah harus seperti itu. Berikut adalah beberapa alasan yang biasanya menjadi penyebab:

Manajer tidak tahu cara mengelola keuangan: Sebagian besar manajer TI tidak diajari untuk mengelola keuangan. Penyusunan anggaran merupakan salah satu aspek organisasional yang tidak disukai, terutama oleh orang teknis, sehingga tidak mendapat banyak perhatian; manajer tidak memahami aspek keuangan pekerjaan mereka: banyak manajer yang tidak meluangkan waktu untuk mengulas danmemahami dinamika finansial pekerjaan mereka.

Manajer tidak mau berusaha: Karena sebagian besar tidak suka membuat anggaran, banyak yang tidak mau berusaha untuk mendapatkan informasi bagaimana membuat anggaran yang efektif dan fisibel; Manajer memberi anggaran yang “diinginkan”: Misalkan manajer meminta anggaran yang mencakup berbagai pekerjaan yangdibicarakan dalam pertemuan. Setelah draft pertama diserahkan, manajer meminta pengurangan pengeluaran untuk mendapatkan anggaran yang diinginkan. Pengubahan anggaran merupakan hal yang normal. Masalah timbul pada waktu manajer mengurangi pengeluarantapi tidak melihat kemungkinan adanya layanan atau pekerjaan yang harus dihilangkan.

Manajer membuat anggaran yang “sempurna”: Kadang manajer berusaha sebisa mungkin untuk membuat anggaran yang sempurna. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan rincian semua pekerjaan, melakukan perhitungan menyeluruh terhadap pendapatan, kenaikan, dan remunerasi karyawan, rincian setiap pekerjaan baru untuk tahun depan, dan membuat anggaran yang akurat. Masalahnya adalah penyusunan anggaran merupakan suatu prediksi sehingga tidak harus akurat dan tidak ada tolerans terhadap kesalahan. Anggaran yang sempurna hampir sama sekal tidak pernah tercapai.

Manajer gagal mencapai ekpektasi pada tahun berjalan: Mengubah rencana pada tahun berjalan merupakan hal yang normal. Banyak manajer yang mengajukan pekerjaan baru tapi gagal memenuhi ekpektasi manajeman akibat dampak pekerjaan baru tersebut terhadap rencana awal.

Membuat anggaran yang efektif dan fisibel tidak sesulit yang dibayangkan. Anda harus bisa memperkirakan kejutan dan membuat langkah antisipasi untuk menghadapi mereka. Berikut adalah item yang tidak boleh ketinggalan dalam anggaran Anda:

Anggarkan semua karyawan, posisi kosong, dan rencana perekrutan baru untuk memperkirakan gaji bulanan yang harus dibayarkan; Anggarkan rencana kenaikan gaji untuk semua anggota karyawan. Perhatikan pengeluaran untuk karyawan kontrak dan konsultan karena biaya ini bisa membengkak; jangan lupa pengeluaran untuk perekrutan dan penggantian karyawan karena perekrutan tidak murah.

Di sebagian besar perusahaan, biaya telekomunikasi untuk mensupport kantor cabang bersifat dinamis, terutama jika kantor cabang beroperasional rutin. Buat rencana pertumbuhan dan pekerjaan yang realistis yang sesuai dengan ekpektasi manajemen.

Biaya tahunan pemeliharaan software jangan menjadi kejutan. Demikian juga dengan naiknya biaya untuk pemeliharaan hardware, dan sebagainya. Pastikan Anda mempunyai daftar aset yang akurat supaya bisa menganggarkan jumlah yang cukup untuk menghindari adanya kejutan dan periksa perjanjian kontrak untuk kenaikan yang terencana.

Anda harus tahu siapa yang bepergian dan siapa yang tidak. Tidak perlu seorang ilmuwan untuk memperkirakan jumlah perjalanan per bulan. Ambil perjalanan dalam sebulan dan hitung rata-rata biaya per perjalanan untuk mendapatkan jumlah pengeluaran yang diang-garkan per bulan.

Gunakan suatu konstanta biaya dan kalikan dengan jumlah karyawan, lalu bagi ke dalam 12 bulan. Jika ada biaya pelatihan yang besar, Anda bisa menganggarkannya secara terpisah pada bulan hendak digunakan; Bandingkan rencana baru dengan tren sebelumnya. Tren pengeluaran operasional sebelumnya bisa memberi banyak informasi. Gunakan mereka sebagai sumber untuk menemukan pengeluaran tertinggi dan untuk memvalidasi rencana Anda yang baru.

Buat persiapan untuk pekerjaan besar. Pekerjaan baru bisa saja membutuhkan biaya yang signifi kan. Pastikan mereka dimasukkan ke dalam anggaran; Tentukan pekerjaan apakah yang akan mempengaruhi anggaran Anda. Jika Anda menemukan sesuatu, buatlah langkah antisipasi. Jika bertanggung jawab terhadap profit dan rugi, Anda harus siap menghadapi pekerjaan mempunyai dampak finansial terhadap organisasi Anda.

Selasa, 23 September 2008

Family Er'

Hapy Family... Keluarga Warohmah jeung Mawadah beybe

MEMBUAT APLIKASI MULTIPLAYER DENGAN DIRECTPLAY

MEMBUAT APLIKASI MULTIPLAYER DENGAN DIRECTPLAY

Sudah paham bagaimana mengelola sesi permainan? Kini saatnya diskusi bagaimana menangani pesan-pesan yang dikirim DirectPlay ke aplikasi kita. Zamrony P. Juhara

BAGIAN 3 DARI 3 ARTIKEL

DI BAGIAN TERAKHIR dari tiga seri artikel ini, kita akan focus ke bagaimana menangani pesan-pesan jaringan yang dikirim ke aplikasi. Jika Anda belum membaca dua artikel sebelumnya, sebaiknya baca terlebih dulu, karena Anda akan kehilangan kesinambungan tanpanya.

Menangani Pesan Jaringan

Seperti yang tercantum di Tabel 2 di artikel bagian 1, jumlah pesan jaringan yang dikirim oleh DirectPlay cukup banyak. Di sini, penulis hanya akan membahas beberapa yang paling sering dipergunakan saja.

Pemain Bergabung ke Sesi

Tiap kali ada pemain yang baru bergabung dalam sesi, semua anggota sesi akan menerima pesan DPN_MSGID_CREATE_PLAYER bersamaan dengan data bertipe PDPNMsgCreatePlayer terkait kejadian tersebut. Biasanya yang paling penting adalah mengatur data pemain (player context) dan mendapatkan pengenal pemain tersebut terutama bila Anda perlu menampilkan nama pemain yang ada dalam sesi. Tipe data PDPNMsgCreatePlayer adalah pointer ke tipe record TDPNMsgCreatePlayer yang field-field-nya adalah sebagai berikut:

· dwSize, ukuran struktur data dalam Dword.

· dpnidPlayer, pengenal pemain bertipe TDPNID.

· pvPlayerContext, data pemain bertipe pointer.

Contoh bagaimana menangani pesan DPN_MSGID_CREATE_PLAYER tercantum pada Listing 27.a. Di listing tersebut, pvUserContext aman kita typecast ke tipe TDNNetwork dengan asumsi bahwa pada saat memanggil Initialize(), kita melewatkan alamat instance kelas turunan TDPNetwork (Self) seperti pada Listing 27.b. dwMessageType berisi tipe pesan yang dikirim DirectPlay. Bila pesannya bertipe DPN_MSGID_CREATE_ PLAYER, pMessage dapat kita typecast ke tipe PDPNMsgCreatePlayer dengan aman. Selanjutnya kita panggil metode DoPlayerConnect() yang implementasinya ada pada Listing 28.a. Metode ini adalah metode berlingkup terproteksi (protected) milik kelas TDNPeerNetwork yang merupakan turunan kelas TDPNetwork. Anda bisa mempelajari kelas enkapsulasi DirectPlay ini pada file udplay_network.pas yang ada di CD/DVD.

Pada saat memasuki DoPlayerConnect(), kita alokasi memory untuk data pemain dan juga menampung pengenal player. Tipe PPlayerInfo adalah tipe yang kita deklarasikan untuk mencatat data pemain (Listing 28.b). Anda bisa memodifi kasinya sesuai kebutuhan.

Selanjutnya kita kirim message MSG_DPN_CONNECT ke window yang handle-nya ada di FwindowHandle, pengenal pemain kita kirim melalui wParam. FWindowHandle adalah window milik kelas TDPNetwork yang diciptakan menggunakan AllocateHwnd() pada saat pemanggilan konstruktor kelas TDPNetwork dan didealokasi pada saat pemanggilan destruktor. MSG_DPN_CONNECT adalah window message yang kita definisikan sendiri yang akan dikirim ke window procedure bernama WndProc() milik TDPNetwork (Listing 28.c). Ketika MSG_DPN_CONNECT diterima, even OnPlayerConnected akan dibangkitkan.

Lalu mengapa harus repot mengirim pemberitahuan melalui mekanisme window message? Cara ini penulis pilih untuk menghindari deadlock yang mungkin terjadi. DoPlayerConnect harus membangkitkan event OnPlayerConnected milik TDPNetwork untuk memberitahu adanya pemain yang baru bergabung ke sesi. Event OnPlayerConnected bisa saja diisi dengan kode yang tidak thread-safe, misalnya meng-update kontrol visual, sedangkan DoPlayerConnect() dipanggil dalam thread yang berbeda dari thread aplikasi.

Pemain Meninggalkan Sesi

Ketika pemain meninggalkan sesi permainan, DPN_MSGID_DESTROY_PLAYER akan dikirim ke semua pemain anggota sesi. Cara penanganan pesan ini mirip dengan kejadian pemain bergabung ke sesi. Bedanya kita memanggil DoPlayerDisconnect() (lihat Listing 29). Di metode ini, data pemain yang sudah dialokasi dengan new() kita bebaskan dengan dispose(). Kita juga mengirim pesan MSG_DPN_DISCONNECT ke window TDPNetwork.

Data Diterima

Pesan DPN_MSGID_RECEIVE dikirim ketika kita menerima data dari pemain lain yang dikirim menggunakan SendTo().Contoh bagaimana menangani pesan ini ada pada Listing 30. pMessage kita typecast ke PDPNMsgReceive yang merupakan pointer ke tipe record TDPNMsgReceive yang field-field-nya adalah sebagai berikut:

· dwSize, ukuran struktur data TDPNMsgReceive bertipe Dword.

· dpnidSender, pengenal pengirim bertipe TDPNID.

· pvPlayerContext, data terkait pengirim, bertipe pointer.

· pReceiveData, data yang dikirim, bertipe pointer.

· dwReceiveDataSize, ukuran data yang ada di pReceiveData, bertipe Dword.

· hBufferHandle, handle ke data yang ada di pReceiveData.

· dwReceiveFlags, bertipe Dword, flag terkait cara data diterima. dwReceiveFlags berisi DPNRECEIVE_GUARANTEED bila data dikirim dengan DPNSEND_GUARANTEED.

Selanjutnya metode AddReceive() milik TDPNetwork (Listing 31) dipanggil untuk memproses data yang diterima.

Ketika memasuki metode AddReceive(), kita copy data yang diterima ke buffer kita sendiri. Hal ini harus kita lakukan bila kita mengembalikan nilai DPN_OK pada callback, karena saat keluar dari callback, pointer yang ditunjuk oleh pReceiveData mungkin sudah tidak lagi valid. Selanjutnya data kita tambahkan ke list yang mencatat data yang diterima. Tidak lupa kita cegah akses thread lain ke FReceive yang bertipe TList ketika menambah data.

Bila Anda ingin mencegah DirectPlay membebaskan pReceiveData, atur nilai kembali callback dengan DPNSUCCESS_PENDING. Dengan nilai ini, kepemilikan pReceiveData akan diserahkan ke aplikasi dan selanjutnya aplikasi yang bertanggung jawab membebaskan pReceiveData dengan memanggil ReturnBuffer() milik IDirectPlay8Peer dan melewatkan hBuffer-Handle sebagai parameter.

Kita tidak langsung memproses data yang kita terima, namun hanya kita tambahkan ke antrian untuk mencegah thread DirectPlay terbebani. Pemrosesan data-data dikerjakan ketika kita memanggil metode ProcessNetworkMsg() (Listing 32). Kita tidak akan memproses semua data yang terima dalam sekali pemanggilan ProcessNetworkMsg(). Alasannya, karena data yang dikirim oleh pemain lain bisa sangat banyak, memproses semuanya sekaligus mungkin akan menyebabkan game menjadi tidak responsif. Solusinya adalah dengan memproses pesan-pesan dari jaringan hanya dalam interval waktu tertentu. Jika waktu pemrosesan sudah lewat (timeout) kita segera keluar dari ProcessNetworkMsg(). Oleh karena itu, kelas TDPNetwork memiliki properti NetworkProcTimeOut yang menentukan berapa lama waktu dalam milidetik yang dialokasikan untuk memproses pesan jaringan.

Di kelas TDPNetwork, interpretasi terhadap data dikerjakan oleh aplikasi melalui event OnReceiveData milik TDPNetwork. Kelas TDPNetwork hanya bertanggung jawab mengambil data yang diterima dari daftar antrian dengan urutan First-In-First-Out (FIFO). Setelah data diproses aplikasi, data dihapus dari antrian. Proses ini diulangi sampai waktu pemrosesan sudah terlampaui atau sudah tidak ada data dalam antrian. Tidak lupa kita cegah akses FReceive oleh thread lain selama kita masih menggunakannya.

Pada koneksi peer-to-peer, ketika host meninggalkan sesi dan sesi tersebut dapat berpindah host, DirectPlay akan mengirim DPN_MSGID_HOST_MIGRATE ke semua pemain dalam sesi untuk memberitahukan pemain lain yang ditunjuk sebagai host baru. Data host baru dapat diperoleh dari pMessage yang sebelumnya di-typecast ke tipe PDPNMsgHostMigrate. Tipe ini merupakan pointer ke tipe TDPNMsgHostMigrate yang field- field-nya terdiri atas:

· dwSize, ukuran struktur data TDPNMSgHostMigrate dalam Dword.

· dpnidNewHost, pengenal host yang baru bertipe TDPNID.

· pvPlayerContext, data terkait host yang baru bertipe pointer.

Listing 33 dan 34 berisi contoh bagaimana memproses pesan DPN_MSGID _HOST_MIGRATE. Yang kita lakukan hanya menyimpan pengenal host yang baru. Data pada field pvPlayerContext tidak kita simpan karena, kita dapat mendapatkan data pemain dari pengenalnya.

Enumerasi Host

Tiap host yang kompatibel dengan aplikasi Anda dan yang menjawab permintaan enumerasi aplikasi Anda akan diinformasikan oleh DirectPlay melalui pesan DPN_MSGID_ENUM_HOSTS_RESPONSE. Tipe data yang terkait pesan ini adalah PDPNMsgE-numHostsResponse. Field-fi eld-nya terdiri atas:

· dwSize, ukuran struktur data TDPNMsgEnumHostsResponse, bertipe Dword.

· pAddressSender, instance alamat host, bertipe IDirectlay8Address.

· pAddressDevice, instance alamat device, bertipe IDirectlay8Address.

· pApplicationDescription, deskrpsi aplikasi, bertipe PDNApplicationDesc.

· pvResponseData, pointer ke data respon.

· dwResponseDataSize, ukuran data respon.

· pvUserContext, data yang sama dengan pvUserContext pada EnumHosts().

· dwRoundTripLatencyMS, waktu latency dalam milidetik.

Dari semua field di atas, Anda hanya perlu menyimpan data pAddressSender dan pApplicationDescription. Host sebuah sesi bisa saja menjawab permintaan lebih dari satu kali. Oleh sebab itu, Anda perlu membandingkan field guidInstance pada pAp-plicationDesc. Jika sebelumnya guidInstance ini sudah pernah merespons, abaikan saja.

Proses pencatatan host yang merespon dijalankan dalam metode AddSession() (Listing 35 dan Listing 36). Ketika memasuki AddSession(), kita cegah akses FSessions oleh thread lain. Lalu kita cek apakah guidInstance sudah ada agar tidak ada pencatatan ganda. Jika belum ada, kita copy pAddressSender dengan memanggil metode Duplicate() milik pAddressSender juga deskripsi aplikasi yang kemudian kita tambahkan ke daftar sesi.

Penutupan Sesi

Ketika sesi ditutup dengan TerminateSession() atau host meninggalkan sesi yang tidak mampu berpindah host, pesan DPN_MSGID_TERMINATE_SESSION akan dikirim ke callback. Data terkait pesan ini adalah PDPNMsgTerminateSession dengan field-field-nya:

· dwSize, ukuran struktur data bertipe Dword.

· hResultCode, kode penutupan sesi. Bila host ditutup dengan TerminateSession(). Isinya adalah DPNERR_HOSTTERMI-NATEDSESSION. Bila ditutup dengan Close() atau host terputus koneksi jaringannya, isi field ini adalah DPNERR_CON-NECTIONLOST.

· pvTerminateData, bertipe pointer, data yang dikirim melalui parameter pvTerminateData pada TerminateSession() (Listing 26).

· dwTerminateData, ukuran data di pvTerminateData bertipe Dword.

Anda perlu memproses pesan ini bila, Anda ingin tahu kapan dan bagaimana sebuah sesi ditutup.

Aplikasi Demo

Di CD/DVD terdapat source code implementasi lengkap kelas TDPNetwork dan TDPPeerNetwork yang mengenkapsulasi proses inisialisasi DirectPlay peer-to-peer, membuat dan bergabung dengan sebuah sesi, melakukan enumerasi host dan mengirimkan data.

Selain itu, terdapat pula contoh aplikasi bagaimana memanfaatkan kelas TDPPeerNetwork untuk membuat aplikasi chat memanfaatkan DirectPlay. Pada aplikasi ini, proses manajemen chat dibungkus dalam kelas TDPChat. Tampilan aplikasi demo ketika sedang dijalankan adalah seperti yang terlihat pada Gambar 6.

Aplikasi demo ditulis menggunakan Turbo Delphi, namun Anda dapat menggunakan kompiler Delphi lain tanpa banyak perubahan. Unit konversi header DirectX yang dipergunakan ditulis Clootie (http://clootie.ru).

Untuk mencoba aplikasi demo, paling tidak Anda membutuhkan dua buah komputer yang terkoneksi jaringan. Aplikasi demo ini menggunakan TCP/IP sehingga Anda perlu memastikan protokol TCP/IP sudah terinstal di sistem Anda. Untuk mencoba aplikasi pada protokol lain seperti serial, Anda bisa mengubah service provider yang digunakan.

Ringkasan

DirectPlay memungkinkan Anda membangun aplikasi jaringan terutama game online multiplayer dengan lebih mudah. Membebaskan Anda dari detil perbedaan protokol dan perangkat keras jaringan yang menghubungkan masing-masing komputer sehingga bisa fokus ke logika aplikasi.

Anda sudah memperoleh informasi bagaimana memanfaatkan DirectPlay termasuk bagaimana menciptakan dan mengelola sesi, mengelola pemain dalam sesi dan mengirim data ke pemain lain. Khusus di artikel ini, Anda telah belajar bagaimana menangani pesan yang dikirim DirectPlay ke aplikasi kita. Sampai di sini Anda tentunya sudah memiliki gambaran bagaimana DirectPlay bekerja dan tentu saja memanfaatkannya.


Listing 27.a

function _NetworkMsgHandler(pvUserContext:pointer;

dwMessageType:Dword;

pMessage:pointer):HResult;stdcall;

var anetwork:TDPNetwork;

begin

result:=S_OK;

anetwork:=TDPNetwork(pvUserContext);

case dwMessageType of

...

DPN_MSGID_CREATE_PLAYER:begin

aNetwork.DoPlayerConnect(

PDPNMsgCreatePlayer(pMessage));

result:=DPN_OK;

end;

...

end;

end;

Listing 27.b

if FPeerNet<>nil then

FPeerNet.Initialize(self,

_NetworkMsgHandler,

Flags);

Listing 28.a

procedure TDPPeerNetwork.DoPlayerConnect(

pResponse: PDPNMsgCreatePlayer);

var aPlayer:PPlayerInfo;

begin

new(aplayer);

aplayer.refCount:=1;

aplayer.dpnidPlayer:=pResponse.dpnidPlayer;

pResponse.pvPlayerContext:=aPlayer;

//metode ini dipanggil dalam callback langsung.

//untuk mencegah deadlock cukup beri notifi kasi

//menggunakan mekanisme message

PostMessage(FWindowHandle,

MSG_DPN_CONNECT,

pResponse.dpnidPlayer,

0);

end;

Listing 28.b

TPlayerInfo=record

refCount:integer;

dpnidPlayer:TDPNID;

end;

PPlayerInfo=^TPlayerInfo;

Listing 28.c

procedure TDPNetwork.WndProc(var msg: TMessage);

begin

case msg.Msg of

MSG_DPN_CONNECT:begin

if Assigned(FOnPlayerConnected) then

FOnPlayerConnected(Self,msg.WParam);

end;

MSG_DPN_DISCONNECT:begin

if Assigned(FOnPlayerDisconnected then

FOnPlayerDisconnected(Self,msg.WParam);

end;

end;

msg.Result:=0;

end;

Listing 29

...

DPN_MSGID_DESTROY_PLAYER:begin

aNetwork.DoPlayerDisconnect(

PDPNMsgDestroyPlayer(pMessage));

result:=DPN_OK;

end;

...

Listing 30

...

DPN_MSGID_RECEIVE:begin

aNetwork.AddReceive(

PDPNMsgReceive(pMessage));

result:=DPN_OK;

end;

...

Listing 31

procedure TDPNetwork.AddReceive(

pResponse: PDPNMsgReceive);

var adata:PReceiveData;

begin

new(adata);

adata.Sender:=pResponse.dpnidSender;

adata.DataSize:=pResponse.dwReceiveDataSize;

adata.BufferHandle:=pResponse.hBufferHandle;

adata.Flag:=pResponse.dwReceiveFlags;

GetMem(adata.Data,pResponse.dwReceiveDataSize);

CopyMemory(adata.Data,

pResponse.pReceiveData,

pResponse.dwReceiveDataSize);

EnterCriticalSection(FReceiveCS);

try

FReceive.Add(adata);

fi nally

LeaveCriticalSection(FReceiveCS);

end;

end;

Listing 32

procedure TDPNetwork.ProcessNetworkMsg;

var adata:PReceiveData;

endTime:cardinal;

begin

endTime:=GetTickCount+FNetworkProcTimeout;

EnterCriticalSection(FReceiveCS);

try

while (endTime>=GetTickCount) and (FReceive.Count>0) do

begin

adata:=FReceive.First;

if Assigned(FOnReceiveData) then

begin

FOnReceiveData(self,adata);

end;

FreeMem(adata.Data,adata.DataSize);

FReceive.Remove(adata);

dispose(adata);

end;

fi nally

LeaveCriticalSection(FReceiveCS);

end;

end;

Listing 33

...

DPN_MSGID_HOST_MIGRATE:begin

aNetwork.DoHostMigrate(

PDPNMsgHostMigrate(pMessage));

result:=DPN_OK;

end;

...

Listing 34

procedure TDPPeerNetwork.DoHostMigrate(

pResponse: PDPNMsgHostMigrate);

begin

FHost:=pResponse.dpnidNewHost;

//metode ini dipanggil dalam callback langsung.

//untuk mencegah deadlock cukup beri notifikasi

//menggunakan mekanisme message

PostMessage(FWindowHandle,

MSG_DPN_HOSTMIGRATE,

pResponse.dpnidNewHost,0);

end;

Listing 35

...

DPN_MSGID_ENUM_HOSTS_RESPONSE:begin

anetwork.AddSession(

PDPNMsgEnumHostsResponse(pMessage));

result:=DPN_OK;

end;

...

Listing 36

procedure TDPNetwork.AddSession(

pResponse: PDPNMsgEnumHostsResponse);

var asession:PSessionRec;

notExist:boolean;

begin

EnterCriticalSection(FSessionCS);

try

notExist:=not isGUIDExists(

pResponse.pApplicationDescription.guidInstance,

FSessions);

fi nally

LeaveCriticalSection(FSessionCS);

end;

if notExist then

begin

new(asession);

pResponse.pAddressSender.Duplicate(asession.Addr);

asession.AppDesc:=pResponse.pApplicationDescription^;

EnterCriticalSection(FSessionCS);

try

FSessions.Add(asession);

fi nally

LeaveCriticalSection(FSessionCS);

end;

end;

end;

Listing 37

...

DPN_MSGID_TERMINATE_SESSION:begin

aNetwork.DoTerminateSession(

PDPNMsgTerminateSession(pMessage));

result:=DPN_OK;

end;

...

Listing 38

procedure TDPPeerNetwork.DoTerminateSession(

pResponse: PDPNMsgTerminateSession);

begin

//metode ini dipanggil dalam callback langsung.

//untuk mencegah deadlock cukup beri notifi kasi

//menggunakan mekanisme message

PostMessage(FWindowHandle,

MSG_DPN_SESSION_TERMINATED,

pResponse.hResultCode,0);

end;

EXCHANGE SERVER 2007 DI ATAS WINDOWS SERVER 2008

EXCHANGE SERVER 2007 DI ATAS WINDOWS SERVER 2008

Artikel ini akan membahas mengenai kompatibilitas antara Microsoft Exchange Server 2007 SP1 dan Windows Server 2008 sebagai operating system server. Raymond Engelbert dan Narenda Wicaksono


WINDOWS SERVER 2008 telah resmi hadir ke tengah-tengah kita sebagai generasi penerus dari Windows Server edisi sebelumnya. Kehadiran Windows Server 2008 dengan beberapa fitur dan roles baru yang cukup revolusioner seperti virtualisasi, konsolidasi server, dan aplikasi remote seolah menjadi magnet yang sangat kuat untuk segera menjadikan Windows Server 2008 sebagai operating system server.



Seperti biasa, Windows Server 2008 juga didesain dengan memperhatikan faktor kompatibilitas dengan aplikasi akan dijalankan di atasnya. Namun, pada edisi 64 bit ada beberapa perubahan fundamental terkait dengan desain architecture, processing, thread, dan desain baru dari TCP/IP. Microsoft berusaha semaksimal mungkin untuk membuat sebuah opera ting system yang paling efektif, efisien, dan powerful. Namun, misi tersebut sudah hampir tidak mungkin jika mengandalkan architecture x86, oleh karena itu pengembangan operating system difokuskan pada arsitektur x64. Windows Server 2008 akan menjadi operating system terakhir yang juga tersedia dalam edisi 32 bit.



Salah satu aplikasi server yang didesain secara khusus agar berjalan optimal di atas Windows Server 2008 adalah Exchange Server 2007 SP1. Semenjak peluncurannya setahun lalu, Exchange 2007 banyak memberikan fitur baru yang sangat bermanfaat di beberapa aspek seperti bisnis, pemerintahan, pendidikan, maupun di kalangan militer. Dengan dukungan platform 64-Bit (x64), Ex-change 2007 sangat fleksibel dan lebih powerful dari segi I/O serta proses kerja yang bisa lebih maksimal dibanding pendahulunya, Exchange 2003 yang berjalan di platform 32-Bit (x86).



Exchange Server 2007 juga terbagi atas lima roles utama, yaitu Hub Transport, Edge Transport, Client Access, Mailbox dan Uni-fied Messaging. Pembagian berdasarkan roles ini juga membuat pengguna semakin fleksibel dalam menentukan desain yang cocok

dan sesuai kebutuhan.



Implementasi

Di atas Windows Server 2008, implementasi Exchange 2007 SP1 sangatlah mudah. Hal ini dimungkinkan karena dukungan fitur Server Manager pada Windows Server 2008, hingga pre-requisites yang dibutuhkan Exchange dapat dengan mudah di-deploy di Server Manager, baik dengan GUI maupun di atas command line. Hal ini sangat membantu implementor dalam membangun Exchange 2007 SP1 di atas Windows Server 2008, terutama dari segi efisiensi waktu. Instalasi Exchange 2007 sendiri mendukung dua fitur, yaitu GUI Installation dan Command Line Installation.



Administrasi

Dengan basis Microsoft Management Console 3.0 (MMC 3.0), administrasi di Exchange 2007 menjadi lebih ringkas disbanding biola menggunakan console pada Exchange 2003 yang masih berbasis MMC 2.0. Selain itu, dukungan PowerShell menjadikan Exchange 2007 mempunyai alternatif lain untuk melakukan mana jemen terhadap mail system, yaitu Exchange Management Shell, di mana seorang administrator bisa melakukan administrasi dengan menggunakan Command Shell yang akan menjadikan proises instalasi menjadi sebuah pengalaman yang menarik.



Anywhere Access

Salah satu fitur di sisi client yang sangat berguna adalah konsep Anywhere Access yang sudah didukung Exchange 2007, mulai dari Webmail menggunakan Outlook Web Access (OWA), Outlook Anywhere menggunakan RPC/HTTPS, Push Mail menggunakan ActiveSync, sampai pada dukungan Outlook Voice Access pada Unified Messaging yang memungkinkan pengguna untuk membuka isi mailbox via perantara perangkat telekomunikasi umum.



Dukungan IPv6

Salah satu integrasi yang paling tampak antara Exchange 2007 SP1 dengan Windows Server 2008 adalah dukungan IPv6 yang disediakan Windows Server 2008. Dengan dukungan ini, maka perusahaan yang telah menerapkan penggunaan IPv6 pada infrastruktur TI nya, bisa menggunakan Exchange 2007 SP1 dengan Windows Server 2008 tanpa harus lagi khawatir terhadap pengalamatan IP baik IPv4 maupun IPv6.



Security

Salah satu aspek yang tidak bisa ditinggalkan juga dalam lingkungan Mail Server adalah security terhadap virus dan spam. Exchange 2007 SP1 juga tidak melupakan hal ini, di mana Exchange sudah built-in dengan anti-spam serta di-support oleh Forefront Security for Exchange 2007 sebagai Multi Engine Anti Virus yang juga telah mencapai versi Service Pack 1 supaya bisa berjalan di atas Windows Server 2008. Dengan kolaborasi yang pas serta tuning terhadap anti-spam dan antivirus yang tepat, organisasi Anda tidak perlu khawatir akan banyaknya e-mail spam dan e-mail yang bervirus.



Ritme kerja profesional yang menuntut akses informasi tanpa batas membutuhkan dukungan dari sisi infrastruktur. Exchange 2007 adalah sistem Mail Server yang sudah cukup mature dengan kompatibilitas dengan web, Windows Mobile, dan perangkat komunikasi lainya. Kombinasi dengan Windows Server 2008 x68 Edition tentu akan menjadi bahan percobaan yang menarik. Untuk mempelajari lebih lanjut, silakan men-download buku Windows Server 2008, Exchange Server 2007, dan 18 Step-by.Step Win-dows Server 2008 gratis di http://wss-id.org.

Senin, 08 September 2008

Band Bandung era 70an

Category: Music
Genre: Rock
Artist: Band Bandung era 70an


FLOWER POWER IN ROCK
( Sebuah Kenangan Akan Era Keemasan Anak Anak Bandung)

Oleh : MH Alfie Syahrine
Pada era tahun 1970′an di Bandung merupakan pusat seni dan mode di tanah air, para anak muda dan anak band berlomba berambut panjang sampai melebihi panjangnya rambut perempuan seperti Remy Silado, Deddy Dores, Benny Soebardja, Triawan Munaf dll atau yang model kribo seperti Deddy Stanza atau Gito Rollies . Sempat juga rambut panjang tersebut dilarang pihak yang berwajib yang acapkali melancarkan razia rambut gondrong waktu itu Kokamtib ikut ikut pula memberangus rambut gondrong bahkan di TVRI ada aturan aturan memiliki rambut bagi penyanyi atau pemain band pria.
Band-band rock Bandung yang saat itu bermunculan sangat banyak jumlahnya, misalnya Savoy Rhythm, Provist (Progressive Student), Diablo Band, The Players, Happiness, Thippiest, Comets, DD (Djogo Dolok), Jack C’llons, C’Blues, Memphis (yang kemudian menjadi Man Face), Delimas, Rhapsodia, Batu Karang, The Peels, Shark Move Red&White, Topics&Company, The Rollies, Philosophy Gang Of Harry Roesli, Giant Step, Paramour, Finishing Touch, Freedom ,Lizard, Big Brothers dan masih banyak lagi.
Banyak dari mereka yang sukses bahkan bertahan namun tidak sedikit yang bertumbangan ditengah jalan dan ada pula para vokalisnya yang dapat bertahan tetapi berganti genre musiknya bahkan ke Dangdhut!.
RHAPSODIA
Mnurut Ali Gunawan,Rhapsodia, band ini sering bongkar pasang personil, atau retak sehingga pernah ada tiga nama Rhapsodia, atau dengan embel-embel kata Rhapsodia. Seperti :Rhapsodia, Freedom Of Rhapsodia atau Giant Step Of Rhapsodia..
Rhapsodia mula pertama terdiri dari Ute (bas), Alfred (gitar), Ibung (drum), Sondang (keyboard), dan Alam (vokal). Gaya Alam di panggung cukup unik karena bertingkah seperti seekor gorila. Kemudia pada generasi keduanya formasi Rhapsodia terdiri dari : Deddy Dores(vokal&guitar) Dave Tahuhey (saxofon&vokal) Johanes Sarwono (keyboard,sekarang Pengacara) Kikky ( drum) Utte (bass) dan Soleh Sugiarto ex C’Blues (vokal, sekarang anggota DPRD Jabar).
Rhapsodia (1969-1972) yang pada tahun 1971 melempar album pertamanya “Hilangnya Seorang Gadis” dari album ini mereka secara komersial meraih sukses besar dan melejitkan nama Deddy Dores. Order manggungpun sangat padat karena di Rhapsodia ini Deddy Dores saat itu disebut sebut sebagai Edger Winter-nya Indonesia karena gaya permainannya dan senangnya dia menyanyikan lagu lagu Edger Winter seperti Southern Woman, Free Ride dll adalah motor penggerak hidupnya aksi panggung disamping kelincahan lead vokalnya Soleh Sugiarto yang saat itu disebut sebut sebagai Alice Cooper-nya Indonesia. Ada lima album yang mereka hasilkan sebelum dan sepeninggal Deddy Dores.
Ada dua lagu berbahasa Inggris yang sempat top dari Rhapsodia yaitu I Hear Someone dan Free To Love Another Girl namun band ini setelah melepas satu album sepeninggal Deddy Dores (yang ditarik Iyek ke Godbless) praktis vakum dan setelah itu bubar!.
THE ROLLIES
The Rollies diawali ketika Deddy Sutansyah bertemu dengan Iwan Krisnawan dan Teuku Zulian Iskandar Madian dari grup Delimars serta Delly Djoko Alipin dari grup Genta Istana. Deddy mengajak mereka bergabung dalam sebuah grup yang diberi nama Rollies pada bulan April 1967. Orangtua Deddy yang pengusaha hotel menjadi penyandang dana dan menyediakan semua peralatan musik yang diperlukan. Rollies mulai malang melintang di negeri sendiri dengan membawakan lagu-lagu The Beatles, Bee Gees, Hollies, Marbles, Beach Boys, Herman Hermits, juga lagu populer dari Tom Jones dan Englebert Humperdink.
Ketika awal grup ini terbentuk, Deddy Stanzah dan kawan- kawan senantiasa berusaha berinovasi, antara lain dengan mengajak pemusik “sekolahan” Benny Likumahuwa yang mahir membaca not balok dan menulis aransemen. Menambah orkestrasi dalam pertunjukan dan ketika mendampingi grup asal Amerika, No Sweat, di Istora Senayan tahun 1974, mereka menambah aransemen musiknya dengan tabuhan gamelan yang dimainkan anggota Rollies sendiri. Seperti yang mereka lakukan dipesta musik ala woodstock “Summer 28,1973″ di Ragunan Instruktur gamelannya tidak lain Benny Likumahuwa. Sampai sekarang Rollies tidak pernah bubar meskipun anggota yang tersisa tinggal Gito, Benny, Utje, Jimmy, Didit, dan Iskandar.
Dengan formasi ini The Rollies semakin kokoh bahkan menjadi band pembuka konser Bee Gees 2 April 1972 di Istora Senayan serta Shocking Blue 23 Juli 1972 di Taman Ria Monas dan grup asal Amerika, No Sweat, di Istora Senayan tahun 1974 pengakuan bahwa Rollies adalah Chicago van Bandung karena hampir semua lagu populer grup asal Amerika itu mereka bawakan di atas panggung: Saturday in The Park, Just You and Me, Old Days, Wishing You were Here, Harry Truman, Call on Me, di samping lagu-lagu Blood Sweat and Tears, Spinning Wheel, Hi Di Ho, serta lagu-lagu grup Yes, Fire Bird, James Brown It’s A Man’s Man’s World, atau Getsemane dari soundtrack film Jesus Christ Superstar, yang diproduksi tahun 1973 dan diangkat dari drama musikal populer di Broadway.
Meski sering cekcok di belakang panggung, jika sudah berhadapan dengan penonton, mereka menjadi sebuah grup yang tampil sangat kompak dan hampir selalu tampil dengan pakaian rapi. Perancangnya tiada lain adalah Deddy Stanzah. Mereka juga dikenal royal dan suka melemparkan pakaian yang dikenakan kepada penonton.
Kebesaran nama Rollies diakui Jimmy Manoppo dan Utje F Tekol yang menyatakan pada awalnya bertanya-tanya apa betul mereka sudah menjadi anggota Rollies. Ketika pertama kali tampil, keduanya bahkan gemetaran dan keringatan. Untuk menjadi anggota Rollies, mereka harus menyingkirkan puluhan pelamar lainnya.
Sepanjang perjalanannya, Rollies menghasilkan 15 PH/album rekaman. Tahun 1971 di Philips dan EMI, dua PH dan satu PH mengiringi Aida Mustafa. 1972-1975 di Remaco tiga PH (masuk masa kaset) yang antara lain melahirkan lagu Salam Terakhir karya Iwan Krisnawan dan Setangkai Bunga (Iskandar). Tahun 1976-1979 di Musica Studio’s lima album yang menelurkan lagu-lagu Keadilan, Hari Hari, dan Kemarau. Lagu Kemarau yang sama sekali tidak diperhitungkan baru dikeluarkan dari “peti es” tahun 1979 meskipun selesai dikerjakan tahun 1977 serta ada beberapa lagu berbahasa Inggeris yang tambah melambungkan nama The Rollies antara lain : Sign Of Love dan The Love Of A woman bahkan Gone are the Song of Yesterday sampai masuk Top Ten di radio Australia diawal tahun 70′an sedangkan Gito menyanyikan; It’s a Man’s Man’s World, I Feel Good dll yang kemudian memang sering dibawakan Rollies dan masterpiece dari Rollies, berjudul Kemarau, karya pemetik gitar basnya, Utje F Tekol, yang berdarah Manado, Ambon, Jawa, dan Belgia, tapi bangga sebagai warga Bandung serta perilakunya juga sangat sunda sekali. Lagu ini memperoleh penghargaan Kalpataru dari Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim tahun 1979. Lagu Rollies populer lainnya adalah Salam Terakhir, Hari Hari, Astuti, dan Setangkai Bunga
Selain Kemarau dan Hari Hari, yang lainnya diambil dari Titiek Puspa, Bimbi atau Anto. Kau Yang Kusayangi, Keadilan.Melihat kenyataan itu, pada akhirnya Benny memutuskan mundur dan meninggalkan Rollies. Padahal, sebagai penata musik, Benny sudah memperlihatkan kebolehannya dalam Salam Terakhir dan Setangkai Bunga. Setelah Benny menarik diri, Rollies masih menghasilkan empat album: Dunia Dalam Berita (1983), Astuti (1984), Problema (1985), dan Iya kan? (1990).
Waktu terus berjalan, walaupun menyandang julukan grup brass-rock nomor satu, ketika menggarap lima album rekaman di Musica Studio’s, Rollies mengalami masa stagnasi. Nyaris tidak terlihat usaha mereka untuk menghasilkan lagu-lagu yang baik dan musik yang mereka kerjakan terkesan dibuat tidak seserius sebagaimana menyiapkan diri untuk tampil dalam sebuah pertunjukan. Sementara grup musik baru bermunculan seperti Krakatau, Halmahera, dan Karimata dengan kualitas musik yang mengagumkan ternyata tidak menggugah personel Rollies. nampaknya The Rollies-pun mulai letih mereka terkesan terkena penyakit post-power sindrom.
Tahun demi tahun berlalu, selain memiliki sebuah butik dan peralatan musik, Rollies juga sempat punya sebuah panggung berjalan yang mereka gunakan dalam perjalanan pertunjukan turnya di sejumlah kota. Semuanya habis begitu saja. Begitu juga penghasilan yang termasuk sangat besar nominalnya yang diperoleh anggota Rollies nyaris tidak berbekas. Benny Likumahuwa, yang sekarang berusia 58 tahun, mengaku rumah yang didiaminya sekarang justru dia peroleh dengan bermain musik jazz.
Gito menyatakan hal yang sama. Apa yang dia peroleh sekarang adalah hasil sebagai pemain sinetron dan bersolo karier sebagai penyanyi. Pria kelahiran Biak, Irian Jaya, 3 November 1946, ini sekarang aktif sebagai pembawa ceramah rohani untuk kaum muda dalam usahanya menyadarkan mereka akan bahaya narkoba.
THE PEELS
The Peels merupakan salah satu band bandung yang sukses walaupun aktivitas bermusik “The Peels” tidaklah panjang,namun demikian group ini telah menjadi bagian penting perkembangan musik Indonesia yang mampu menembus negeri tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia. “The Peels” pertama kali didirikan tahun 1966 oleh Benny Soebardja( yang saat itu disebut sebut sebagai Alvin Lee-nya Indonesia) bersama Gumilang Kentjana Putra, Budhi Sukma Garna (Buce) dan Dedy Budhiman Garna. Keahlian bermusik mereka diekspresikan dari panggung ke panggung dikawasan Jawa Barat.
Sementara itu, kiprah mereka di negara tetangga Singapura bermula ketika para personil “The Peels” berlibur di negeri Singa itu pada tahun 1967. Dalam masa liburan itu mereka diundang tampil dalam pertunjukkan musik bertajuk “Panggung Negara”. Penampilannya yang menawan memikat penonton di Singapura, sehingga mereka tidak saja tampil di pertunjukkan “Panggung Negara”, tetapi tampil pula di ajang lain diantaranya di Wisma House, National Theatre, “Hotel Singapura Intercontinental”, bahkan tampil di TV dan Radio Singapura.
Karena kesuksesan pertunjukkannya itu, “The Peels” pun ditawari untuk rekaman, maka meluncurlah sebuah album dengan bintang tamu “Karliana Kartasa G” berjudul The Peels By Public Demand in Singapore. Album yang direkam dalam format piringan hitam itu, kini menjadi salah satu bukti bahwa jaman dulupun group Indonesia telah berkiprah di luar negeri atau istilahnya Go International. Sangat disayangkan untuk saat ini melacak keberadaan album tersebut di Indonesia sangat sulit, kalaupun ada tentunya hanya beberapa orang kolektor saja yang memiliki album itu.
Di tahun 1967, seorang personil masuk menambah formasi The Peels, yaitu “Soman Loebis”. Masuknya dia telah membawa warna baru bagi The Peels dengan bertambahnya genre musik yang dibawakan, tidak hanya pop tetapi juga rock dan Psychedelic. Dengan formasi terbarunya yang menjadi 5 orang ini, The Peels dikontrak secara permanen oleh management restoran Sea Dragon sebuah floating restoran (restoran terapung/diatas kapal). Lagu-lagu yang dibawakan pada saat mengisi acara di restoran itu adalah lagu-lagu milik The Beatles, John Mayall and Bluesbreaker, Jimi Hendrix serta lagu milik group-group psychedelic. Aktivitas bermusik The Peels juga merambah Kualalumpur, Malaysia. Di Hotel Eldorado Night Club mereka sempat melakukan pertunjukkan, namun tidak lama karena ada pertikaian rasial saat itu sehingga memaksa The Peels hengkang dari negara itu dan kembali lagi ke Singapura.
Jenuh dengan petualangan di negeri seberang, tahun 1968 The Peels pulang ke tanah air dan melakukan sejumlah konser di beberapa kota besar seperti Makasar, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan tentunya Bandung. Lagu-lagu cover version milik group luar masih sering dibawakan dalam setiap pertunjukkannya. Namun sayang,The Peels pun bubar pada tahun 1969 tanpa dapat mengorek keterangan yang jelas, namun manajemen yang buruk dan telalu banyak ikut campur tangannya Reny Asmara sang Boss, ikut pula sebagai penyumbang masuk kuburnya The Peels .
SHARK MOVE
Benny Soebardja yang masih sangat fit saat itu selepas dari The Peels, segera dia membentuk “Shark Move” yang terdiri dari :Benny Soebardja (vokal, gitar,pengusaha furniture yg sukses)Soman Loebis(keyboard,almarhum),”Bhagu Ramchand” (vokal,almarhum), “Sammy Zakaria” (drum, sekarang Ustadz di Lampung) dan “Janto Diablo” (bass). Setahun kemudian (1970) direlease album perdana “Ghede Chokras”. Corak musik Sharkmove adalah musik rock dengan sentuhan progressive yang kental. Warna musik progressive mereka sangat kentara di lagu “My Life”. Lagu berdurasi 9 menit ini kaya dengan chord-chord yang menawan. Lagu My Life tidak saja lagu terbaik di album Sharkmove Ghede Chokras, tetapi juga salah satu lagu rock Indonesia terbaik hingga saat .Namun sayang. lagi lagi band yang berkualitas ini pun bubar juga karena perbedaan visi dan prinsif serta manajemen yang tidak jelas.
Anehnya dibulan Maret tahun 2007 yang lalu , Shark Move go Internasional (dari hasil usaha fan fanatiknya Benny Soebardja bernegosiasi dengan fihak produser luar merilis ulang dengan perbaikan kualitas suaranya)dan albumnya diedarkan oleh Shadocks Jerman yang didalam resensinya Shark Move disebut sebut sebagai “As pure & Complex as British Prog Rock Band during the beginning of 70’s” .
GIANT STEP
Bubarnya Sharkmove tidak membuat hasrat seorang Benny Soebardja bermusik surut, tetapi justru memicunya untuk membuat group baru bernama “Giant Step” dengan membawa seorang personil ex-Sharkmove yaitu Sammy Zakaria di tahun 1973. Adapun formasi pertama Giant Step adalah Benny Soebardja (gitar), Deddy Sutansyah (bass), Sammy Zakaria (drum) dan Yongkie atau Jocky Soerjoprayogoyang baru saja cabut dari Godbless (keyboard). Nama Giant Step sendiri, menurut Benny, diambil dari sebuah stiker yang menempel di bungkus gitar milik Remy Sylado. Ceritanya, Benny, Yockie Soeryoprayogo, Deddy Stanzah (mantan Rollies), dan Sammy Zakaria (mantan drummer Shark Move) pada tahun 1973 hendak manggung di kampus ITB. Namun, ketika itu belum ada nama untuk band mereka.
Lalu Benny yang melihat stiker itu langsung mengusulkan nama Giant Step. Dan sejak itu Giant Step, yang dimanajeri Gandjar Suwargani (pemilik Radio OZ Bandung), secara resmi diproklamasikan.
Di awal kariernya Giant Step lebih banyak membawakan lagu-lagu milik Emerson Lake and Palmer (ELP). Ketika Giant Step berusaha eksis dengan formasi perdananya, tetapi tidak lama kemudian pada tahun 1974 dengan tidak disangka-sangka, Yockie, Sammy Zakaria dan Deddy Stanzah keluar dari Giant Step maka formasi Giant Step mengalami perubahan karena Yockie hengkang dan bermigrasi ke Malang membuat group band Double Zero, maka kedudukannya diganti oleh Deddy Dores yang pulang kampung selepas dari Godbless, begitu juga dengan Deddy Sutansyah diapun cabut dari Giant Step dan digantikan oleh Adhy Haryadi dari Menstreal Medan.
kemudian posisi Sammy Zakaria digantikan oleh Janto Sudjono ex Drummer Harry Rusli,.Janto bisa di katagorikan sejajar dengan Fuad Hassan dari kehebatan permainannya namun rovel rovelnya lebih rapih dan terarah sebagaimana puji Martha Burhan dari majalah musik TOP . Dengan formasi barunya, Giant Step masih membawakan lagu-lagu milik orang tetapi tidak Emerson Lake and Palmer saja, melainkan mulai merambah membawakan lagu-lagu Deep Purple dan pengaruh Gentle Giant mulai terasa.
Formasi ini diuji coba pada peringatan 100 hari meninggal Soman Lubis dan Fuad Hassan di Istora Senayan pada tahun 1974, pada saat itu yang tampil adalah Godbless formasi baru dan Giant Step. AKA yang direncanakan datang absent saat itu. Penulis sendiri menyaksikan acara itu.
Pada tahun 1975 Giant Step memulai era bermusiknya dengan menampilkan double guitarist dengan masuknya “Albert Warnerin” gitaris dari Gang Of Harry Rusli”.
Dengan formasi ketiga ini, Giant Step mulai aktif menciptakan lagu dan konser-konser di berbagai kota. Album pertama Giant Step dirilis dipenghujung tahun 1975 dengan judul “Giant Step Mark-1″ dibawah label Lucky Record. Lewat album perdananya, Giant Step mampu mengukuhkan namanya menjadi salah satu supergroup band Indonesia yang sejajar dengan Godbless, AKA atau SAS seperti pendapat Martha Burhan yang sangat mengagumi Giant Step saat itu!.
Giant Step Mark I menciptakan lagu lagunya sendiri dengan karakter khusus, lagu lagu mereka antara lain : Childhood And The Seabird,keep a smile, Far Away, Forfunate Paradise, My Life, dll dengan selipan beberapa lagu yang mellow yang dipersiapkan oleh Deddy Dores sebagai pakarnya..
Giant Step baru melahirkan komposisi yang sungguh-sungguh bernuansa musik rock progresif pada album kedua, ketiga, dan keempat, yaitu Giant On The Move! (1976), Kukuh Nan Teguh (1977), dan Persada Tercinta (1978). Semua lagu, baik lirik maupun musiknya, yang terdapat dalam ketiga album itu tergolong berani. Pasalnya, mereka sama sekali tidak berkompromi dengan selera pasar yang ketika itu masih didominasi lagu-lagu pop cinta remaja ala The Mercy’s dan Favourites Group.
Lagu-lagu yang terdapat di album Giant On The Move! bahkan semua liriknya ditulis dalam bahasa Inggris. Mereka mengangkat tema-tema sosial dan politik serta lingkungan, seperti Liar, Decisions, Waste Time, dan Air Pollution.
Di album ini formasi Giant Step mengalami perubahan, di mana posisi Deddy Dores (yang keluar karena membentuk Superkid dengan Jelly Tobing dan Deddy Sutansyah) digantikan oleh Triawan Munaf dan posisi Yanto Sudjono digantikan oleh Haddy Arief. Triawan dan Haddy adalah mantan anggota Lizard, salah satu band rock Bandung yang pernah mendukung proyek solo Benny dalam album Benny Soebardja & Lizard (1975).
Masih dengan formasi yang sama, pada tahun 1977 Giant Step merilis album Kukuh Nan Teguh yang, berbeda dengan album sebelumnya, berisi 11 lagu berlirik Indonesia. Di album ini pula untuk pertama kalinya mereka memasukkan unsur lagu tradisional dan dua lagu instrumental (Dialog Tanya dan Dialog Jawab), yang sekaligus menunjukkan kepiawaian para personelnya, khususnya raungan gitar Albert, menurut Riza Sihbudi permainan keyboard Triawan yang untuk masa itu bisa dibilang luar biasa.
Kendati sangat dipengaruhi band-band progresif luar, musik Giant Step sesungguhnya lebih orisinal. Itu setidaknya jika dibandingkan dengan God Bless, yang sempat mengambil potongan lagu Firth Of Fifth karya Genesis di lagu Huma Di Atas Bukit.
Nama Giant Step memang tidak sefenomenal dan melegenda seperti halnya God Bless. Namun, grup era 1970-an Band yang satu ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya band rock Indonesia pada masa itu yang paling tidak suka membawakan lagu-lagu orang lain.
Dengan kata lain Giant Step merupakan band rock yang berani “melawan arus” pada masa itu. Ketika band-band rock pribumi lain gemar membawakan lagu-lagu karya The Beatles, Rolling Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Grand Funk Railroad, Giant Step justru lebih bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.
“Saat itu membawakan lagu sendiri dianggap aneh,” kata Triawan Munaf, mantan pemain keyboard Giant Step, yang juga sepupu Fariz RM dan ayah kandung penyanyi remaja Sherina. Namun, itulah kelebihan dan sekaligus trademark Giant Step.
Mereka juga termasuk band rock yang lumayan produktif. Setidaknya ada tujuh album yang dihasilkan dalam kurun waktu 1975-1985. Tentu bukan hanya itu, Giant Step pun termasuk dari sedikit band rock pribumi yang berkiblat pada jenis musik progresif (yang pada masa itu lebih sering disebut sebagai art rock) yang diusung grup-grup Inggris, seperti King Crimson, Jethro Tull, Pink Floyd, Gentle Giant, Yes, Genesis, dan ELP (Emerson, Lake, and Palmer).
JIKA The Beatles memiliki “dwitunggal” Paul McCartney dan John Lennon, Stones dengan Mick Jagger dan Keith Richards, atau Zeppelin dengan Robert Plant dan Jimmy Page, Giant Step pun memiliki “dwitunggal” yang bisa dianggap sebagai roh atau nyawa bagi grupnya, yaitu Benny Soebardja dan Albert Warnerin. Benny dan Albert dikenal sebagai pemain gitar dan penulis lagu yang produktif Sebagaimana Benny, Albert yang disebut sebut sebagai Jeff Back nya Indonesia termasuk salah seorang musisi andal asal Kota Kembang itu yang kemampuannya dapat disejajarkan dengan Ian Antono dan Sunatha Tanjung. Di samping gitar, ia juga menguasai beberapa alat musik lainnya, antara lain flute. Albert juga banyak terlibat dalam solo album Benny Soebardja, Superkid dan Iin Parlina.
Setelah mengalami pasang surut ,gonta ganti pemain dan vakum yang lumayan lama pada tahun 1983 mereka bangkit kembali dan manggung dengan band band rock lainnya di panggung musik majalah VISTA di Taman Ria Remaja Senayan dengan formasi : Benny Soebardja, Uce F Tekol, Albert Warnerin, Triawan Munaf, Erwin Badudu dan Jelly Tobing dan dua tahun kemudian pada bulan Juni mereka merilis album Geregetan (1985).
Di album ini Giant Step tidak lagi sepenuhnya menyajikan warna musik progressive era 1970-an. Apalagi, kata Triawan, “Produsernya minta agar kita memasukkan sebuah lagu unggulan yang komersial.” Toh, waktu itu mereka sempat tampil di TVRI membawakan lagu Geregetan dan Panggilan Jiwa.
Perjalanan Giant Step berakhir setelah mereka ikut tampil di acara demo solo drum Jelly Tobing pada tahun 1992. Berbagai upaya baik itu dari para fan yang cinta pada GS maupun para personilnya untuk menyatukan kembali mereka,namun tak kunjung berhasil.Berita angin mengatakan adanya perselisihan pribadi yang sulit didamaikan antara mantan “dwitunggal” Benny dan Albert Warnerin adalah sebagai salah satu penyebab terjadinya perpecahan ini .
Rupanya, fenomena dua tokoh kunci dalam satu band rock yang sulit disatukan kembali, tidak hanya dimonopoli grup-grup dunia seperti Lennon berkonfrontasi dengan McCartney (The Beatles), Roger Waters kontra David Gilmour (Pink Floyd), atau Ian Gillan melawan Ritchie Blackmore (Deep Purple).
Ada berita terbaru (25 April 2007) dari Ali Gunawan, sang raja diraja kolektor dari KPMI bahwa album Giant Step Mark I dan Giant On The Move akan di release di Jerman oleh Shadocks juga.
TRIO SUPERKID
Deddy Dores setelah hengkang dari Giant Step bersama Deddy Sutansyah yang kemudian merubah namanya menjadi Deddy Stanzah yang telah keluar dari Rollies serta Jelly Tobing yang urung menggantikan posisi Teddy Sujaya sebagai drummer di God Bless membentuk Superkid dengan Denny Sabri sebagai dokter bedah dan manajernya (ini adalah debut pertama bagi Denny Sabri sebagai manajer sebuah supergroup lokal)
Superkid mendulang sukses yang luar biasa kalau tidak mau dikatakan fenomenal. Demam Superkid terjadi dimana-mana terutama para penggemar musik rock di Jawa Barat mulai dari Bandung hingga pelosok-pelosok desa demam Superkid ini semua berkat strategi promosi yang sangat profesional dari Denny Sabri dengan majalah Aktuilnya bahkan wartawan Sondang Napitupulu almarhum karena saking salutnya ketika menyaksikan pagelaran Superkid Pertama di TIM terutama ketika permainan Jelly Tobing pada lagu How (hingga stick drum-nya patah!)dia sampai berteriak “Hidup Superkid! , Hidup Batak!”(karena Jelly Tobing Batak !) Album-albumnya yang yang banyak menggunakakan bahasa Inggris yaitu : Trouble Maker dan Dezember Break .Superkid memiliki lagu-lagu andalan yang sering mereka nyanyikan dipanggung antara lain: Trouble Maker, Sixty Years On, How, Blue Light City , I Saw Her Standing There dll keunggulan Superkid ini terletak dari gaya panggung Deddy Stanzah yang memikat disamping accent Inggrisnya yang nyaris seperti bule.
Tapi seperti istilah Bens Leo katakan ; Superkid akhirnya tewas juga !, pada tahun 1978, setelah menghasilkan lagu hit ‘Gadis Bergelang Emas’ karena salah atur/mismanajemen atau mungkin Denny Sabri sudah lebih konsentrasi dalam menggarap penyanyi-penyanyi solo baru.
PHILOSOPHY GANG OF HARRY RUSLI
Harry Roesli bernama lengkap Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli, adalah tokoh dikenal melahirkan budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif dan konsisten memancarkan kritik sosial. Karya- karyanya konsisten memunculkan kritik sosial secara lugas dalam watak musik teater lenong. Harry berpenampilan khas, berkumis, bercambang, berjanggut lebat, berambut gondrong dan berpakaian serba hitam. Lahir di Bandung, 10 September 1951, Pada awal 1970-an, namanya sudah mulai melambung. Saat membentuk kelompok musik Gang of Harry Roesli bersama Albert Warnerin, Indra Rivai, Harry Pochan, Janto Sudjono dan Janto Diablo mereka sempat membuat album yang penomenal diawal tahun 70′an yang lagu lagu terkenalnya terdiri antara lain “Peacock Dog, “Don’t Talk About Freedom” malaria, “Borobudur” dll.
Di tengah kesibukannya bermain band, dia pun mendirikan kelompok teater Ken Arok, 1973. Setelah melakukan beberapa kali pementasan, antara lain, Opera Ken Arok di TIM Jakarta pada Agustus 1975, grup teater ini kemudian bubar, karena Harry mendapat beasiswa dari Ministerie Cultuur, Recreatie en Maatschapelijk Werk (CRM), belajar ke Rotterdam Conservatorium, Belanda.
Menurut penuturan Theodore KS, selama belajar di negeri kincir angin itu, Harry juga aktif bermain piano di restoran-restoran Indonesia dan main band dengan anak-anak keturunan Ambon di sana. Selain untuk menyalurkan talenta musiknya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang tidak mencukupi dari beasiswa.
Gelar Doktor Musik diraihnya pada tahun 1981, kemudian selain tetap berkreasi melahirkan karya-karya musik dan teater, juga aktif mengajar di Jurusan Seni Musik di beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Pasundan Bandung.
Dia ini juga kerap membuat aransemen musik untuk teater, sinetron dan film, di antaranya untuk kelompok Teater Mandiri dan Teater Koma. Juga menjadi pembicara dalam seminar-seminar di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, serta aktif menulis di berbagai media, salah satunya sebagai kolumnis Kompas Minggu.

Selain itu juga membina para seniman jalanan dan kaum pemulung di Bandung lewat Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) yang didirikannya. Rumahnya di Jl WR Supratman 57 Bandung dijadikan markas DKSB. Rumah inilah yang pada tahun 1998 menjadi pusat aktivitas relawan Suara Ibu Peduli di Bandung. Rumah ini ramai dengan kegiatan para seniman jalanan dan tempat berdiskusi para aktivis mahasiswa. Dimana kerap lahir karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan terhadap kekuasaan Orde Baru. Bersama DKSB dan Komite Mahasiswa Unpar, Harry Roesli mementaskan pemutaran perdana film dokumenter Tragedi Trisakti dan panggung seni dalam acara “Gelora Reformasi” di Universitas Parahyangan [1]. Dalam acara ini kembali dinyanyikan lagu Jangan Menangis Indonesia dari album LTO (Lima Tahun Oposisi), Musica Studio, 1978.
Setelah reformasi, saat pemerintahan BJ Habibie, salah satu karyanya yang dikemas 24 jam nonstop juga nyaris tidak bisa dipentaskan. Juga pada awal pemerintahan Megawati,lagi lagi Harry buat ulah, dia sempat diperiksa Polda Metro Jaya gara-gara memelesetkan lagu wajib Garuda Pancasila.

Note:
Artikel ini ditulis sebelum Kang Denny Sabri, Kang Deddy Stanzah, Kang Delly, Kang Bonny dan Kang Gito wafat.
Thanks to:
Mr Riza Sihbudi
Mr Ali Gunawan
Mr Theodore KS
Mr Bens Leo
Karena tulisan–tulisan beliau-beliau diatas tersebut saya dapat menyusun sejarah yang sangat berharga akan kiprah musik rock anak-anak Bandung di jaman kejayaannya dulu itu.

Selasa, 02 September 2008

Virus Battosai

Giliran Battosai yang menyerang komputer anda


Tidak tahu apa hubungannya manga Jepang dengan Virus, tetapi yang jelas pembuat virus yang satu ini penggemar komik Samurai X yang jagoannya Kenshin Himura dan sering disebut Battosai. Virus yang terdeteksi oleh Norman Virus Control sebagai W32/Autorun.AD ini cukup merepotkan karena tetap aktif di Safe Mode dan Safe Mode with Command Prompt dan mengganti background komputer korbannya dengan gambar Battosai.

Perkembangan dan penyebaran virus semakin cepat, dan tentunya ada saja yang selalu dijadikan imajinasi oleh si pembuat virus. Begitupun yang terjadi pada worm ini, mungkin saja si pembuat virus adalah penggemar berat dari serial anime jepang ini atau sekedar iseng saja menggunakan karakter tokoh tsb.

Jika anda menemukan folder windows anda berubah menjadi background seorang samurai, maka anda dipastikan telah terinfeksi oleh W32/Autorun.AD.

Virus ini terbilang tidak terlalu rumit, karena dia tidak memblok program aplikasi windows seperti task manager, regedit dan msconfig. Selain itu dia juga tidak memblok fungsi windows seperti folder options. Jika virus ini aktif, dia akan berjalan di proses tanpa icon dan nama aplikasi yang berjalan.

File Virus
Seperti biasa, virus ini memiliki beberapa file induk yaitu diantaranya :
o C:\WINDOWS\desktop.ini
o C:\WINDOWS\System32\windxp.ini
o C:\WINDOWS\system32\restoration.msd
o C:\WINDOWS\system32\CommandPrompt.Sysm
o C:\WINDOWS\explore.exe
o Agar dapat aktif pada saat menyalakan komputer/reboot, ia membuat file pada startup windows, yaitu :
o C:\Documents and settings\%user%\Start Menu\Programs\Startup\AdobeGamma.pif
Serta membuat string registry pada saat windows login :
o HKLM\SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon
Shell ===> Explorer.exe "c:\windows\explore.exe" (lihat gambar 3)
Gambar 3, Registry yang dirubah virus Battosai
Kemudian, virus akan membuat beberapa file duplikat, yaitu :
o C:\WINDOWS\Temp\Vel.exe
o C:\WINDOWS\Temp\Ngsys.exe
o C:\WINDOWS\Temp\rvshost.exe
o C:\WINDOWS\Temp\system31.exe
o C:\WINDOWS\Temp\userint.exe
o C:\WINDOWS\Temp\windxp.exe
o C:\WINDOWS\Temp\winzipt.exe
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\Ngsys
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\runer
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\rvshost
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\system31
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\userint
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\vel
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\windxp
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\winzipt
Semua file duplikat yang dibuat tersebut diatas mempunyai ciri sebagai berikut :
o Icon tidak ada (hilang)
o Ukuran file 91 kb
o Tipe file icon
o Extension exe
Untuk menyamarkan tipe file ia membuat string registry :
o HKCR\exefile
(default) ===> icon
Nevershowext ===>
o HKLM\SOFTWARE\Classes\exefile
(default) ===> icon
Nevershowext ===>
Seperti kita ketahui virus ini tidak memblok fungsi windows seperti folder options, tetapi akan mencoba melakukan perubahan terhadap setting folder options. Untuk itu ia akan membuat string registry (lihat gambar 4) :
o HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced\
ShowSuperHidden ===> 0
o HKLM\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced\Folder\SuperHidden
CheckedValue ===> 1
DefaultValue ===> 1
Sebagai penunjang, ia akan membuat string registry pada :
o HKLM\SOFTWARE\Microsoft\Windows|CurrentVersion\Run
def ===> C:\WINDOWS\Temp\Vel.exe
SysRestore ===> c:\windows\system32\restoration.msd
o HKCU\Control Panel\Desktop
SCRNSAVE.exe ===> C:\WINDOWS\Temp\%fileduplikat%.exe
Aktif pada Safe Mode & Safe Mode with Command Prompt
Selain aktif pada mode “normal”, virus ini pun aktif pada mode “safe mode” dan “safe mode with command prompt”. Untuk itu ia membuat string registry pada :
o HKLM\SYSTEM\ControlSet001\Control\SafeBoot
AlternateShell ===> c:\windows\system32\CommandPrompt.Sysm
o HKLM\SYSTEM\ControlSet002\Control\SafeBoot
AlternateShell ===> c:\windows\system32\CommandPrompt.Sysm
o HKLM\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\SafeBoot
AlternateShell ===> c:\windows\system32\CommandPrompt.Sysm

Media Penyebaran
Sebagai media penyebarannya, ia menggunakan fitur autoplay/autorun pada windows sehingga akan lebih mudah baik pada disket, flashdisk ataupun removable drive yang lain. Ia akan membuat 2 file duplikat, yaitu : autorun.inf dan copy of desktop.ini.

Cara mengatasi W32/Autorun.AD
1. Disconnect komputer dari jaringan.
2. Disable system restore (windows XP/Vista/2003) selama proses pembersihan.
3. Matikan proses yang aktif di memory, dengan menggunakan task manager atau beberapa tools yang lain seperti curprocess atau procexp.
4. Hapus beberapa string registry yang dibuat virus.

[Version]
Signature="$Chicago$"
Provider=Vaksincom
[DefaultInstall]
AddReg=UnhookRegKey
DelReg=del
[UnhookRegKey]
HKCR, exefile,,,"Application"
HKLM, SOFTWARE\Classes\exefile,,,"Application"
HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon, Shell,0, "Explorer.exe"
HKCU, Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced, ShowSuperHidden,0x00010001,0
HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced\Folder\SuperHidden, CheckedValue,0x00010001,1
HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced\Folder\SuperHidden, DefaultValue,0x00010001,1
HKLM, SYSTEM\ControlSet001\Control\SafeBoot, AlternateShell,0, "cmd.exe"
HKLM, SYSTEM\ControlSet002\Control\SafeBoot, AlternateShell,0, "cmd.exe"
HKLM, SYSTEM\CurrentControlSet\Control\SafeBoot, AlternateShell,0, "cmd.exe"
[del]
HKCR, exefile, NeverShowExt
HKLM, SOFTWARE\Classes\scrfile, NeverShowExt
HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run, def
HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run, SysRestore
HKCU, ControlPanel\Desktop, SCRNSAVE.EXE

5. Hapus file virus
File induk
o C:\WINDOWS\desktop.ini
o C:\WINDOWS\System32\windxp.ini
o C:\WINDOWS\System32\restoration.msd
o C:\WINDOWS\System32\CommandPrompt.Sysm
o C:\WINDOWS\explore.exe
o C:\Documents and settings\%user%\Start Menu\Programs\Startup\AdobeGamma.pif
o File duplikat
o C:\WINDOWS\Temp\Vel.exe
o C:\WINDOWS\Temp\Ngsys.exe
o C:\WINDOWS\Temp\rvshost.exe
o C:\WINDOWS\Temp\system31.exe
o C:\WINDOWS\Temp\userint.exe
o C:\WINDOWS\Temp\windxp.exe
o C:\WINDOWS\Temp\winzipt.exe
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\Ngsys
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\runer
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\rvshost
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\system31
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\userint
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\vel
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\windxp
o C:\Documents and Settings\%user%\Local Settings\Temp\winzipt

6. Untuk pembersihan secara optimal, gunakan Norman Virus Control yang sudah terupdate dan sudah dapat mengenali virus ini dengan baik.

Senin, 01 September 2008

Hospital Management Software






Introduction
Hospital Management System (HMS) is a complete hospital suite serving each of the functional areas of the institution. Each of the department's work processes are in tandem with the system's business process which enables user-friendliness to the software. The software is designed for multi-specialty hospitals, to cover a wide range of Hospital administration and management processes. It is an integrated client server application which uses Visual basic as Front End and SQL server as back end. The software is open-ended and could be customized to the specific requirement of the hospital. The software could run seamlessly on hospitals regardless of their size. It could cater to both a 5-bed hospital as well as 5000-bed configuration


Modules of hospital management system:


Admission Discharge Transfer

In patient & out patient billing

Operation Theatre Management

Diagnostic centre management

Blood bank

Material management

Drug store / Pharma centre

Asset / Equipment management

Doctor’s Module

Housekeeping / Laundry

Canteen

Bed management

Third party assurance

Healthcare packages

Corporate discount

Night audit

Financial accounting

HR / Payroll module

MIS

ADT Management Module
The ADT module is an integrated patient management system, which captures complete and relevant patient information. The system automates the patient administration functions to have better and efficient patient care process. It provides for enquiries about the patient, the patient's location, admission, and appointment scheduling and discharge details. Furthermore, this system even takes care of package deals for a patient for a fixed cost. Medical Record keeps an abstract of clinical data about patients. It allows easy retrieval of medical records on patients. It requires less staff to cater more patients in same time or even less. Enhance patient care in a cost-effective manner, Fast smart and accurate bills.

The ADT module is sub divided into four sections:
Admission

Transfer

Discharge

Doctor’s information

IPB Management Module
When a patient comes to the reception desk for admission, A Separate new registration number is automatically allotted to him. His personal details along with the details of Admission, Room, Consultant, Surgeon, Diet, etc. and the Advance Payment made are fed into the software. The Software will record all this information and print the related documents. IPB with details of Patient Information, Services provided on daily basis like Room rent, Operation, Delivery, Oxygen & Other Gases, Consultation, Nursing Charges, Laboratory tests, X-ray, Ultrasound, Medicines, and Procedures etc.
The senior Doctors would spend his precious time more in clinical activities than to put in clerical activities otherwise. This software interface would also save them a lot of time for special jobs only.
Hospital administrators would be able to significantly improve the operational control and thus streamline operations.
OPB Management Module The out Patient Billing module handles all types of billing for long-term care. This module facilitates cashier and billing operations for different categories of patients like Outpatient, Inpatient and Referral. It provides automatic posting of charges related to different services like bed charges, lab tests conducted, medicines issued, consultant's fee, food, beverage and telephone charges etc. This module provides for credit partly billing and can be seamlessly integrated with the Financial Accounting Module. The billing module is extensively flexible by which each of your billing plans can be conf
ro
category. The Outpatient module serves as an entry point to schedule an appointment with the Hospital Resident Doctor or Consultant Doctor for Medical Consultations and diagnosis. This module supports doctors to take better and timely consultation decisions by providing instant access to comprehensive patient information. This module also handles requests and results
SM
Operation theatre Module

This module manages the operation theatre activities such as pre-anesthetic check-ups, pre-anesthetic notes generation, recording the anesthesia details, maintaining the list of procedures for various operations, recording operation details and finally maintaining the OT scheduling i.e. the occupancy of the different OT’s.

Handles rescheduling and cancellation efficiently.

Schedules and updates In-Patient information.

Manages operation theater activities effortlessly.

Incorporates authenticated surgical and anesthetic details.
Facilitates easy yet powerful report generation.

Diagnostic centre Module
This module is designed to computerize the administrative functions in a Diagnostic Centre right from Test Requisitioning to Billing, Result Entry and Report Printout. This can be used in Diagnostic Centers operating independently or those attached to hospitals. In Hospitals it can be linked to the Reception, which handles Out patient Registration and Billing, and to the Wards for direct requisitioning and automatic updating of Inpatient case sheets with Test results.
Blood bank Module

The Blood Bank module provides information on collection and stock of blood and its components and on results of tests, cross matching identifications and transfusion reaction. It also keeps information on donors mailing list and donation ledgers as well as donation camping details. Through this we can check at a critical situation the storage status of different groups of Blood.

Donor Database-Blood Group wise and Area wise

Accurate database/Record Management.

Blood Cross Match and Result Storage Facility.

Record archival backup and restoring facility-Better House keeping and Record Maintenance.

Rejected Donor Database for Donor Control and Identification-Blood Transfusion related disease control and

Searched Facility for Destroyed and Expired Blood prevention.

Unique Donor Id and Patient record Id for managing future list.

Donor registration, Blood Collection from camps and walk-in donors

Blood group test

Serological test

Component separation

Disposal of blood units

Requisitions from Hospitals/Blood banks, etc.

Issue of the blood

Assets Management

User Management and Access control

Query-based reports on stock of blood, donors, camps, cross matching, issue, rejected and destroyed blood units.


Material management
This Module is about management of various inventories apart from the medicines managed by the pharma – center. Those may include casualty & OT accessories, scraps, Lab specific accessories etc. Here we generate Requisition and Indent of material, PO details, Receipt details, Supplier details, Issue details etc, as well as we maintain Material Procurement Plan, re-ordering level etc. for future contingencies.
Drug store/Pharma centre

This module deals with all medical items. The activities include generating indents, issues to patients, returns, updating daily stock position, stock adjustments etc. Enquiry screens include viewing daily stock position, sub store-wise stock enquiry, etc about medicines, injections, special OT specific apparatus, chemicals etc.

Requisition on the basis of medication suggested

Purchase order

Receipts

Supplies

Pharmacy sales register

Pharmacy stock register

Status

Asset /Equipment module


Asset Groups

Distribution Points

Asset Master – Asset Serial, Location etc.

Movement Of Assets

Query

Asset Details & Distribution
Asset Movement

Asset Group Distribution

Asset under warranty/AMC
Cost of maintenance

Doctor’s module


Patient complain/diagnosis

Patient Biometry

Medication advice

Diagnostics advice


Operation advice

Certificate types & Certificate Issues

Housekeeping/Laundry
The housekeeping module provides the facility to manage and monitor the housekeeping activities in a hospital. The module facilitates management of day to day housekeeping activities like patient room preparation, Sweeping/mopping floors, dusting furniture, cleaning fixtures/ walls/ windows/ ceilings/ bathrooms etc. Laundry activities, maintenance of linen and their status, requests for fresh linen from wards, condemnation of torn or soiled linen and procurement of fresh linen can be done, using this module, including raising of all the maintenance requests and other service requests from the various departments. Financial transactions with external laundry firms are handled through the Financial Accounting module.
Canteen Module
This module facilitates collection of information regarding various diet routines of patients and identifies the resources required to satisfy diet orders. Depending on the diet orders and other requests from canteen, the kitchen order plan can be prepared to decide the menu for the day. Analysis of the consumption patterns helps in better and efficient management of the kitchen.
Corporate discount
As the name suggest this module covers corporate clients registering with the hospital for medical benefit to employees. It helps hospital to track those corporate discounts given to clients. The employee registered as corporate client gets special discount on services used up to a particular slot and beyond the discount slot gets additional benefit as per hospital standard set
Night audit
This module automatically updates billing of all the patients on daily basis. It automatically tracks the different charges incurred by a particular patient on a particular day
Healthcare packages
Hospital can come up with some packages covering more than one service at a discounted price to the patients which enhances use of in house facilities and saves patient’s time and money. These packages can be saved and altered time to time
Bed management
Bed management module allows hospital authority to view and track the bed occupancy related operations. Bed management governs bed inquiry, bed census and bed maintenance. This application provides hospitals an improved means of keeping track of beds so that they will know when a bed is available for next patient.
Financial Accounting


This module is mainly classified in to these parts like


Expenses

Incomes.

Assets.

Liabilities.

Includes Cash/bank, receipts/payments, journal vouchers, ledgers etc. Various books of accounts are maintained using this module. Here generation of reports like trial balance, balance sheet and profit and loss statement etc are made.
HR & Payroll

The Payroll Module handles any number of breakups of pay types and pay frequencies, and it also maintains employee records, which includes full personnel details, Skill and Expertise areas, job history etc. Here we also maintain various methods of performance appraisal.

Personnel Data maintenance

Query/Search by stated criteria

Pre-settings of Master rates of DA, Prof tax, etc.

Attendance record

Salary computation

Returns and Schedules

Statutory Reports

Third Party Assurance Module


Pre-admission forms for different TPA can be set. After admission limit of Panel's approval will be taken care of.


Fee schedule

Insurance follow up

Treatment eligibility

Status of claim

Payment/reason for denial

Contract information

MIS
This module aims at generation of various reports for its different levels of management, as we can integrate various modules to give the user accurate reports, which will help the management in decision-making.

Memahami Konflik Tenurial melalui Pendekatan Sejarah: Studi Kasus di Lebak, Banten

Kajian dan Opini
Memahami Konflik Tenurial melalui Pendekatan Sejarah: Studi Kasus di Lebak, Banten
Oleh Gamma Galudra
Social Forestry Specialist World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional. Jl. CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang, PO BOX 161, Bogor 16001.
Berbagai studi dan kajian telah mengindikasikan bahwa 113.357 ha, yang kemudian dinamakan sebagai Taman masalah konflik tenurial yang terjadi di Indonesia berawal Nasional Gunung Halimun-Salak. Kebijakan ini telah dari warisan kebijakan kolonial Belanda yang berlanjut mengangkat kembali konflik tenurial antara masyarakat hingga kebijakan nasional terkini. Dugaan ini berasal dari Kasepuhan dengan Pemerintah. Pemerintah berkeyakinan keyakinan bahwa konsep kebijakan penguasaan negara di bahwa status tanah-tanah tersebut merupakan Kawasan masa Hindia Belanda masih berlanjut hingga kini, Hutan Negara dan telah dikuasai serta diselesaikan perubahan-perubahan kebijakan di masa kemerdekaan ini penataan batasnya sejak tahun 1923. Di lain pihak, belum berjalan dengan baik. masyarakat adat mengaku, bahwa mereka telah
menggarap tanah-tanah tersebut secara turun-temurun Ditinjau dari sisi sejarah, maka perubahan-perubahan sejak tahun 1910. Oleh karena itu, pemaparan penelitian kebijakan di masa Hindia Belanda hingga masa sejarah diharapkan dapat membantu menjelaskan dan kemerdekaan (dan berlanjut di era reformasi) memahamiperistiwakonfliktenurialtersebut. berkontribusi besar terhadap konflik tenurial. Artikel ini tidak berusaha menerangkan bahwa konflik tenurial Berdasarkan hasil penelusuran dokumen Berita Acara diduga terjadi akibat perubahan-perubahan kebijakan, Tata Batas (BATB), terdapat 18 kelompok hutan di Lebak tapi lebih memaparkan bahwa ketidakpastian hukum yang ditunjuk dan ditata batas pada masa kolonial Hindia yang berlaku atas penguasaan hutan itu berkontribusi Belanda. Dari 18 kelompok hutan tersebut, 3 diantaranya terhadap menculnya konflik tenurial hingga saat ini. Studi yaitu kelompok Hutan Sanggabuana Selatan, kasus di Lebak, Banten dapat menjadi contoh pendekatan Sanggabuana Utara dan Bongkok menjadi landasan yang terpilih. hukum bagi penunjukan Taman Nasional Gunung
Halimun-Salak. Dari hasil penelusuran dokumen Konflik dan Sengketa Tanah di Lebak, Banten: tersebut, terbukti bahwa hutan-hutan di Taman Nasional Pasca Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Gunung Halimun-Salak telah ditata batas dan Salak dikukuhkan, sehingga nampaknya pemerintah memiliki
kekuatan hukum atas hutan-hutan tersebut. Kabupaten Lebak terletak di bagian Selatan Propinsi Banten dan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Barat. Sebagian besar penduduk kabupaten Lebak adalah masyarakat suku Sunda dan sebagian kecil masyarakat pendatang, terutama suku Jawa. Di Lebak, terdapat pula masyarakat adat yang masih mempraktekkan cara hidup leluhur mereka (tatali paranti karuhun) dengan memanfaatkan kawasan pertanian hutan (ngahuma). Masyarakat adat ini menamakan dirinya sebagai masyarakat Kasepuhan. Mereka memiliki cara pengelolaan sumberdaya hutan yang berbeda dengan masyarakat lain.
Pada tahun 2003, Pemerintah (Menteri Kehutanan RI) menerbitkan SK No. 175/2003 tentang perluasan Taman Nasional Gunung Halimun dari luas 40.000 ha menjadi
Sebagian Landscape TN Gunung Halimun (Foto: Wito/WG Tenure)
Working Group on Forest Land Tenure www.wg-tenure.org -Warta Tenure Nomor 2 - Mei 2006

Kajian dan Opini
Di lain pihak, berdasarkan catatan statistik di Residen Di lain pihak, Dinas Kehutanan (Dienst van het Boschwezen) Banten tahun 1934 (Staat der op 31 December 1934 in de tidak mengakui bentuk-bentuk pengakuan dari Residen Residentie Bantam Aanwezige Boschreserve), dua kelompok Banten dan memasukkan tanah-tanah tersebut ke dalam hutan, yaitu Sanggabuana Selatan dan Bongkok, Kawasan Hutan Negara. Hal ini dikarenakan proses bersengketa dengan tanah-tanah huma garapan penataan batas dan pemetaan kawasan hutan telah masyarakat (Lihat Tabel 1). Catatan statistik ini diselesaikan sebelum tahun 1924. Oleh karena itu, Dinas menunjukkan bahwa, walaupun hutan-hutan tersebut Kehutanan memandang bahwa bentuk pengakuan dari telah ditata batas dan dikukuhkan, proses penataan batas Residen Banten atas tanah-tanah huma garapan tersebut tidak berhasil menyelesaikan hak-hak masyarakat adalah cacat hukum. Gubernur Jenderal masyarakat atas tanah garapan mereka. berusaha menengahi dan menyelesaikan sengketa tanah tersebut, namun hingga akhir masa penjajahan Belanda
Tabel 1. Kelompok Hutan bagian dari Taman Nasional Gunung
tahun 1942, tidak ada penyelesaian hukum atas sengketa
Halimun-Salak yang bersengketa dengan Tanah-Tanah Huma
tanah tersebut.
(garapan masyarakat)

Ditinjau dari catatan sejarah, nampak bahwa permasalahan sengketa tanah di Lebak disebabkan oleh ketidakpastian hukum atas penyelesaian sengketa tanah¬tanah huma garapan masyarakat di masa kolonial Hindia Sengketa tanah ini berawal dari pengakuan tanah-tanah Belanda. Tiadanya penyelesaian sengketa tanah tersebut huma sebagai hak sewa oleh Residen Banten pada tahun berlanjut hingga kini. Pemerintah saat ini perlu 1912, sesuai dengan ketentuan Gouvernement Besluit van 8 menyelesaikan sengketa tanah ini agar pengelolaan November 1909 No. 8. Pada tahun 1924, tanah-tanah huma Taman Nasional Gunung Halimun-Salak tidak terganggu tersebut diakui keberadaannya melalui Besluit van den dengan tanpa mengabaikan hak-hak masyarakat atas Resident van Bantam van 12 September 1924 no. 10453/7. tanah-tanah huma mereka. *** Residen Banten bersikukuh bahwa huma-huma garapan tersebut memiliki kekuatan hukum.
Peta sebaran masyarakat adat di kawasan ekosistem Halimun (Sumber: Nyoreang Alam Ka Tukang, Nyawang Anu Bakal Datang [RMI,2004]) dan salah satu kampung di kasepuhan

Sabilulungan dalam bahasa sunda artinya gotong royong. Makna sabilulungan yaitu seiya sekata, seayun, selangkah, sepengertian, sepamahama...